Page 24 - MAJALAH 102
P. 24

Dalam raker ini Komisi X meminta hendaknya UN  terus berjuang tahun 2014 nanti bisa masuk.
          2013 ini tidak dijadikan faktor kelulusan,  supaya ada
          perlakuan yang adil terhadap seluruh peserta, wajarkah    Menyinggung UN untuk SD, menurut dia karena UN
          11  propinsi  yang  menghadapi  akibat  penundaan  SD sudah diserahkan kewenangannya kepada propinsi
          diperlakukan yang sama dengan 22 propinsi. Namun,  untuk mengelola dan selama ini kita evaluasi tidak ada
          karena ini kewenangan pemerintah, maka Komisi X  masalah. Artinya, UN SD lebih lancar daripada UN SMP
          tidak berdaya untuk memaksakan hal itu.           dan UN SMA. Itu menjadi salah satu penyebab mengapa
                                                            UN pelaksanaannya masih sentralisik tidak diserahkan
            “ Kita sudah desak dan menjadi sikap Komisi X,  kepada daerah termasuk percetakannya. Kalau alasan
          tapi  menteri  memutuskan  tetap.  Di  sini  terlihat  takut bocor, lebih diperkuatpengamanannya, jangan
          bahwa kebijakan pendidikan kita ini memang belum  alasan bocor lalu, ditarik ke pusat. “ Pengamanan soalnya
          mengimplementasikan prinsip keadilan kepada semua  yang dikuatkan diarahkan jangan sampai bocor”.
          peserta didik,” ia menjelaskan.
                                                               Sebenarnya lanjut Zul, Menteri mengambil jalan
           Menaggapi  sikap  “  keukeuh”  yang  akan  tetap  keluar dalam kondisi panik karena harus dilaksanakan
          menjadikan UN sebagai syarat kelulusan, menurut  dalam kondisi yang kacau, maka soal ujian difotocopy.
          Zul, karena Mendikbud berpegang kepada peraturan  Ini akan  membuka celah untuk bocor.
          pemerintah (PP), sementara DPR menganggap PP lahir
          sebagai anak haram, karena tidak punya induknya.    Akibat tidak serentaknya UN, implikasinya muncul
          Mestinya PP yang lahir atas amanah UU. Tapi UU tidak  anggaran-anggaran yang tidak terduga. Oleh karena itu,
          mengamanahkan bahwa evaluasi oleh UN, apalagi  dia minta agar seluruh anggaran yang itu harus dikelola
          tanggungjawabnya dari pusat, kita sekarang pendidikan  oleh pemerintah pusat. Karena kelalaian pemerintah,
          itu desentralisasi atau otonomi.                  maka ada biaya yang ditanggung oleh percetakan
                                                            karena percetakan itu tidak mampu mendistribusikan.
            Mestinya lanjut Zul, semua urusan itu diserahkan
         kepada daerah termasuk UN. Makanya dalam UU Sistem   Kemudian ada biaya fotocopy yang menjadi beban
         Pendidikan Nasional itu evaluasi ujian itu adanya di  bagi daerah itu harus dibayar oleh pemerintah pusat,
         satuan pendidikan.                                 jangan sampai itu menjadi beban daerah bahkan beban
                                                            sekolah. Karena anggarannya sudah tersedia cukup
         Revisi UU Sisdiknas                                banyak, yakni 644 milyar tidak ada pemblokiran, pada
                                                            tanggal 21 Desember Komisi X DPR sudah menyetujui
           Lebih lanjut politisi FPG ini mengemukakan, kita harus  anggaran itu.
         mengkaji ulang secara keseluruhan sistem pendidikan.
         Pertama, tentang filosofi pendidikan harus disesuaikan    Bahkan usulan tambahan 100 milyar juga telah
         dengan tantangan sekarang. Filosofi yang ada di UU  dipenuhi karena jumlah peserta didik bertambah,
         Sistem Pendidikan Nasional itu kurang memberikan  juga honor pengawas ditambah karena meningkatnya
         tekanan kepada aspek pendidikan karakter.          kesulitan,  semua  berakibat  kepada  penambahan
                                                            anggaran.
           Ia  tidak  menampik,  memang  kurikulum  harus
         dilakukan  perubahan  tapi  tetap  harus  mengacu    Mengenai kurikulum baru yang akan dilaksanakan
         kepada  UU.  Berkaitan  filosofi  tadi,  harus  dimuat  Juli 2013, kata Zulfadhli, sampai saat ini panja belum
         tentang pengembangan kurikulum di dalam UU Sistem  merekomendasikan kurikulum itu bisa dilaksanakan
         Pendidikan Nasional.                               karena sampai saat ini belum ada keputusan, masih
                                                            ada beberapa hal yang belum tuntas. Pertama, Komisi
             Kemudian  berkaitan  dengan  kata  kelola  bahwa  X sampai saat ini belum menerima dokumen lengkap,
         pendidikan kita ini kan diatur oleh banyak departemen,  dokumen kurikulumnya baru ada sebagian, belum
         seperti Kemendikbud dan Kementerian agama, bahkan  lengkap.
         ada 17 departemen kementerian yang mempunyai
         lembaga pendidikan.                                  Kedua, tentang anggaran, Komisi X meminta ada
                                                            pendapat  dari  BPKP  terkait  dengan  penggunaan
             Padahal di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional  anggaran yang bukan peruntukannya untuk kurikulum
         itu sudah jelas bahwa pendidikan itu dikelola oleh 1  tapi akan digunakan untuk kurikulum. Karena anggaran
         sistem yang utuh. Jadi jangan banyak kementerian  yang disiapkan khusus untuk kurikulum itu cuma 600
         yang mengatur pendidikan. Tetap dibawah naungan  milyar lebih dan disetujui di RKKN 2013 ternyata Menteri
         pengelolaan  oleh  Kementerian  Pendidikan  dan  memerlukan 2,4 triliun.
         Kebudayaan (Kemendikbud).
                                                                Berdasarkan  informasi,  Kemendikbud  akan
           Meski demikian, diakui Zul, perubahan UU Sisdiknas  menggunakan anggaran-anggaran pos-pos lain untuk
         belum menjadi prioritas Baleg, namun pihaknya akan  dipakai anggaran kurikulum, seperti anggaran rutin


          24 PARLEMENTARIA  EDISI 102 TH. XLIII, 2013
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29