Page 49 - MAJALAH 70
P. 49

PROFIL


            ngomong, itukan karena dikasihani,”  Barek. Sehingga ketika pulang ke Jakarta  bidang yang berhubungan dengan
            tuturnya.                       pikiran itu sudah kembali fress dan siap  kemampuan berdiskusi.
                                            kembali menunaikan tugasnya sebagai  Adiknya menjadi aktivis di berbagai
            Suka- duka Menjadi  W ak il R aky a t  wakil rakyat.             organisasi, seperti HMI, lalu aktif di
            Suka-duka Menjadi duka Menjadi WWakakil Ril Rakyakyaatt
            Suka-duka Menjadi Wakil Rakyat
            Suka-
            Suka-duka Menjadi Wakil Rakyat
               Dua belas tahun menjadi wakil                                 Partai PAN bersama Amin Rais, tapi
                                             okoh Ioh Idoladola
                                             ok
            rakyat bukan waktu yang singkat. Suka-  T T T T Tokoh Idola      harus mundur karena berstatus PNS,
                                                oh I
                                                   dola
                                             ok
                                             okoh Idola
            duka dirasakan silih berganti. Sebagai  Selain kedua tokoh yang disebutkan  juga sebagai Dosen di UGM. Kakaknya
            manusia biasa, terkadang iapun  di atas, idola yang  sesungguhnya adalah  ada yang berprofesi sebagai Diplomat.
            merasakan 4L (lemah, lelah, letih dan  kedua orang-tua. Bagi Nisa, ayah dan  Profesi yang juga menuntut kemampuan
            lesu)                           Ibunya merupakan orang yang sangat  bicara
               Meskipun bersyukur dapat menjadi  luar biasa. “Saking luar biasanya ibu saya,  “Jadi itu yang saya senang dari Ayah
            perpanjangan tangan serta berupaya  saya tidak bisa mengikuti beliau,” katanya  dan Ibu saya.  Padahal semasa itu,
            mewujudkan    obsesinya,  ingin  dengan  penuh kebanggaan.       biasanya orangtua lainnya masih suka
            mencerdaskan masyarakat Kalimantan  Dapat dibayangkan, seorang ibu  memaksa, diktator, tapi beliau tidak. Kita
            Tengah dan sebagian sudah tercapai  rumah tangga yang terbilang aktif  mau sekolah dimana, jurusan apa, kerja
            namun sesekali ia tetap merasakan juga  berorganisasi tapi sangat patuh kepada  di bidang apa, mereka mendukung,”
            rasa penat ataupun lelah        suami. Sebagai contoh untuk sekedar  tuturnya.
               “Kadang kita bekerja hingga  makan sambal saja, ayahnya tidak mau  Tapi ternyata sikap demokratis dari
            overload, karena memang semua   makan selain buatan ibunya. Begitupun  sang Ayah tersebut tidak berlaku untuk
            pekerjaan itu harus kita ikuti. Tak jarang  saat ayahnya makan, ibunya harus  semua aspek kehidupan. Soal jodoh
            dalam sehari mengikuti beberapa kali  mendampingi di meja makan. “Saya  untuk anak perempuan, Ayahnya ikut
            rapat hingga malam, bahkan jika  sadar tidak bisa seperti itu, jadi ibu saya  menentukan, anak perempuan
            konsinyering, rapatnya sampai pagi hari,”  memang benar-benar idola saya,”  diharuskan mendapat suami yang berasal
            paparnya mengemukakan suka-dukanya  ucapnya penuh kagum          dari Kalimantan karena Ayahnya berasal
            menjadi anggota DPR                Sedangkan sang ayah, yang     dari Kalimantan Selatan. Kebetulan anak
               Belum lagi, jika membahas satu  berprofesi sebagai pebisnis, untuk ukuran  perempuannya dua orang dan
            RUU, kemudian pendapat Fraksi tidak  orangtua pada zamannya, yang biasanya  bersuamikan orang Kalimantan semua.
            bisa kompromi, seperti ketika   masih menggunakan cara-cara otoriter,  Syarat ini berlaku karena prinsip ayahnya,
            pembahasan RUU Pornografi, alotnya  tapi tidak dengan ayahnya. Bisa  jangan sampai melupakan asal-usul.
            setengah mati, menyita pikiran dan  dikatakan ayahnya sangat demokratis
                                                                             Momen b
            tenaga. “Apalagi waktu itu saya pimpinan.  dalam memutuskan segala hal dan  Momen bersama kersama keluareluargaga
                                                                             Momen bersama keluarga
                                                                             Momen bersama kersama keluareluargaga
                                                                             Momen b
            Sudah mati-matian, kerja betul, tidak  mendidik anak-anaknya dengan pola  Sebagai Wakil  Rakyat,  yang
            pernah bolos, rapat terus-menerus  pikir yang sangat maju.       mempunyai segudang agenda kegiatan,
            sampai malam. Rasanya sudah nano-  “Ayah saya selalu mengajak anak-  Nisa tetap berupaya tidak melupakan
            nano, tapi karena amanah ya harus tetap  anaknya yang sudah besar untuk diskusi,  kodratnya sebagai wanita. Disela-sela
            dilakukan dengan baik,” ungkap penyuka  berembuk untuk membahas masalah.  kesibukannya, kadang-kadang ia masih
            musik slow jaman dulu.          Kami duduk bersama sambil nonton TV.  menyempatkan diri memasak masakan
               “Jadi kadang ya memang capek, ada  Apapun keputusan-keputusan penting  spesial untuk keluarga. Tidak hanya dia,
            juga perasaan seperti itu. Padahal kerjaan  dalam rumah tangga, selalu diputuskan  anaknya pun diajarkan agar bisa
            itu sudah kita kerjakan betul, tapi diluar  dengan berdiskusi secara demokrasi. Kita  memasak. “Memang dibiasakan supaya
            orang masih menganggap DPR sebelah  boleh mengemukakaan pendapat.  dia bisa memasak,” katanya.
            mata,” tambahnya                Sehingga keluarga saya sudah terbiasa  Sejak menikah dan menetap di
               Saat merasa lelah dan penat, biasanya  dengan diskusi,” ungkapnya.  Kalteng, selera lidahnya pun berubah.
            Ketua Biro  Wanita DPD Golkar      Tidak harus saat ada masalah, tapi  Makanan favorit keluarganya makanan
            Tingkat 1 Kalteng Tahun 1993-1998 ini  keluarganya pun terbiasa mendiskusikan  Banjar, seperti soto banjar, masakan ikan.
            hijrah ke Yogyakarta selama 2-3 hari  kasus-kasus nasional yang sedang  Menu ikan ini tak pernah absen di
            bersama keluarga khususnya bersama  berkembang, seperti isu politik, ataupun  keluarga Nisa, bahkan ia sering
            suami tercinta mengunjungi kampung  isu-isu lainnya.             membawa ikan dari Kalteng.
            halaman.                           Ternyata kebiasaan ini berbuah  Menurutnya, ikan di sana jauh lebih
               Sesampainya disana, iapun istirahat  manis, Nisa dan saudara-saudaranya  enak dibandingkan ikan Jakarta, karena
            total, hanya makan dan tidur, bahkan tak  tidak  canggung  lagi  dalam  masih segar dan banyak ikan asli dari
            jarang Handpone-nya juga dimatikan.  mengemukakan pendapat di berbagai  sungai, seperti ikan lawes, patin, dan
            Sembari mengenang masa-masa remaja  kesempatan. Begitupun bidang  gabus. “Karena tinggalnya disana, lidah
            (saat menjadi mahasiwa), ia juga sering  pekerjaan yang mereka pilih. Karena  saya jadi ikut sana, orang Jawa kan
            mengunjungi tempat makanan favorit  kedua orangtuanya memberikan  biasanya tidak terlalu suka ikan, sekarang
            sewaktu kuliah, seperti makan Gudeg di  kebebasan penuh, banyak yang memilih  saya jadi senang ikan,” tambahnya.


                                                                               PARLEMENTARIA TH. XL NO. 70  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54