Page 61 - MAJALAH 101
P. 61

preventif yang harus dilakukan oleh  bisa melapaskan bahwa itu tidak ada  namun bagaimana Komnas PA bisa
            semua pemangku kepentingan di  kaitannya dengan masalah ekonomi,  melakukan aksi dan proaksi. “Justru
            negeri ini. Jika  tahu percis bahwa  agama atau masalah sosial ataupun  kita pertanyakan mengenai darurat
            memang  anak  itu  diancam  oleh  masalah lainnya.                  tersebut, kalau dikatakan darurat
            resiko kekerasan, eksploitasi dan                                   namun aksinya tidak ada kan men­
            diskriminasi, ancaman seperti itu   Lagi­lagi, ketika kita bicara siapa  jadi tidak bermakna”, katanya.
            menjadi antisipasi kita ke depan.   pengambil keputusan dari seluruh
                                              segmentasi kegiatan di kehidupan    UU tentang Perlindungan Anak
              “Ada diskriminasi mungkin, ada  berbangsa dan bernegara,  bagaima­  sendiri  sudah  ada,  menurutnya,
            anak  yang  kaya,  ada  anak  yang  na memfilter semua informasi yang  tinggal  sekarang  bagaimana ekse­
            miskin, sekarang saja banyak anak  masuk,  bagaimana  memberikan  kutornya yaitu  Komisi Perlindungan
            yang pandai di sekolah tetapi tidak  stabilitas tentang tuntutan emosi  Anak Indonesia (KPAI).  KPAI tidak
            bisa mengikuti  kompetisi­kompetisi  yang menyebabkan orang itu tidak  bisa sendirian harus berjalan deng­
            sains karena tidak bisa membayar,  terkendali.                      an stakeholder yang lain.
            padahal  dia  pintar  dan  memiliki
            kemampuan lebih. Terjadi diskrimi­  “Artinya tidak ada
            nasi karena dia anak orang miskin.  pengendalian  diri.
            Itu termasuk dalam kategori yang  Karena  ketika  kita
            mengancam anak dalam kekerasan,  bicara  etika  moral,
            diskriminasi dan eksploitasi,” papar  mana yang sesung­
            Soemintarsih mencontohkan.        guhnya menjadikan
                                              hak­hak  kita  dan
              Hal­hal seperti ini menjadi para­  menjadikannya  di­
            meter penting ketika  orang ber­  batasi hak­hak orang
            tanya bagaimana pandangan kita  lain, etika moral itu­
            terhadap kekerasan anak. Ketika  kan sebetulnya harus
            kita mengetahui persisnya seperti  selalu kita jaga, kita
            itu maka  ada tindakan­tindakan  junjung tinggi,” jelas
            preventif yang harus kita lakukan.  Soemintarsih berapi­
                                              api.
              Dan kalau kita kembalikan secara
            pikiran yang besar yaitu negara,    Misalnya  adanya
            bahwa tugas negara sebagaimana  keterbukaan  me ­

            yang tertuang  didalam UUD 1945,  dia.  Jika  memang
            harus melindungi setiap warga neg­  pengambil  keputu­
            aranya termasuk anak­anak. Cita­  san di sini tahu kalau
            cita komponen rakyat itu adalah  tidak seharusnya seperti itu, pasti   Melihat  fenomena  meningkat­
            ketika dia memang memiliki proses  sudah difilter hal­hal yang tidak se­  nya  kekerasa  pada  anak  sendiri,
            regenerasi dia yang harus dipersiap­  suai dengan etika bangsa ini.  Ke­  Ali Maschan menyatakan, bahwa
            kan untuk itu.                    mudian, ditampilkannya berbagai  menurutnya KPAI sebenarnya su­
                                              pemberitaan tentang kekerasan di  dah overload pekerjaannya. KPAI
              Dalam hal ini, negara dapat dika­  media kepada publik, dimana anak­  harus menjalin kerjasama  dengan
            takan kurang, maksud Soemintar­   anak belum mampu memfilter,  itu  lembaga­lembaga terkait seperti Ke­
            sih, bahwa  sikap pemerintah dinilai  juga ikut andil,  disini diperlukan tu­  menterian Agama dan Kementerian
            kurang dalam  mengatasi hal­hal  gas orangtua.                      Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
            seperti ini, terutama  tindakan­tin­                                Karena menurut penilaiannya hal
            dakan preventif terhadap keterja­   “Lagi­lagi saya kembalikan kepada  itu yang belum dilakukan.
            dian yang menimpa kekerasan pada  keluarga untuk bagaimana mem­
            anak.  Jadi bukan gagal.  “Karena  perkuat ketahanannya demi meng­    “Saya kira seeing is learning, tidak
            dinamika ancaman itu skala ekska­  urangi kekerasan pada anak,” kata  seperti membaca, reading is read-
            lasinya semakin besar. Sedangkan  Soemintarsih Muntoro mengakhiri.   ing begitu, jadi apa yang dilihat anak
            aturan­aturan itu mungkin saja pe­                                  sekarang itu yah memang kekerasan
            nyelenggaraannya, katakanlah mis­   Membangun Negara Dari Kelu-     seperti melihat TV, jadi contoh­con­
            alnya Komnas PA, habis bagaimana  arga                              toh kekerasan yang dilihat anak,
            anggarannya kurang dan seterus­                                     dan anak belum mampu memfilter
            nya.” jelasnya.                     Sementara, Anggota Komisi VIII  itu baik atau tidak, anak­anak kan
                                              DPR RI, Ali Maschan Moesa menilai  jiwanya masih labil, dan disinilah

              Berbicara mengenai bagaimana  istilah Tahun Darurat Kekerasan Pada  pentingnya peran keluarga, karena
            solusinya, semua saling  terkait.  Kita  Anak tersebut tidak terlalu penting,


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  61
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66