Page 22 - MAJALAH 103
P. 22
pemerintahan yang bersih dan tata menjadi ketua umum partai,
pemerintahan yang baik. Kita punya Saya bilang tadi bahwa seb agian m enjadi p en entu
KPK, BPK, Ombudsman, punya pers hanya pembangunan keputusan partai, dan seterusnya.
yang merdeka, masyarakat juga Lalu, mereka membuat kesepakatan
sudah bebas berserikat. Tetapi, institusi saja yang di belakang layar untuk menguasai
kalau bicara substansinya, persoalan politik.
kemiskinan, pengangguran, berhasil, tapi tidak
ketidakadilan, ini memang masih disertai pembangunan nilai. Di situ nanti kita bicara koalisi
sangat tinggi. Dan ini mencerminkan koalisi yang tidak berbentuk,
pada aspek substansi, kita gagal. Maka, dalam segala tidak berdasarkan ideologi. Ada
Demokrasi pada 15 tahun reformasi koalisi yang dibangun dengan
politik, tidak berjalan dengan baik. aspek termasuk aspek mengejutkan, tidak ada pondasi
hukum pasti gagal. ideologisnya. Nah, itu sebetulnya
Perubahan pada 1998 itu, tidak kerja dari kartel. Mereka berupaya
disertai dengan perubahan nilai. di belakang layar, yang tidak pernah untuk mengelompokkan seluruh
Perubahan yang terjadi adalah tersentuh. Contoh kalau bicara soal kekuatan politiknya supaya bisa
perubahan figur. Pada pemilu 1999 kasus Hartarti Murdaya, sebetulnya dikontrol. Kelompok ini kemudian
dan 2004 sama. Mereka yang maju tidak bicara hanya satu perempuan yang mengatur proses hukum,
dalam pemilu adalah orangorang yang bernama Hartati, itu bicara mengatur proses ekonomi, dan
yang besar di era Orde Baru. Maka satu kelompok kepentingan, di politik. Sehingga begitu ada proses
perubahan politik itu hanya terjadi mana banyak tangan terlibat dan hukum yang terkait dengan si A dari
di permukaan, di level substansinya ada jaringan yang sudah dibangun grup kartel ini, maka ada orang
tidak ada perubahan nilai. Padahal, sekian tahun. orang di berbagai institusi yang
kalau bicara reformasi maka bicara membela, di parlemen, partai,
soal pergeseran nilai dari nilai lama Nah, kemudian kita bicara Hartarti pemerintahan, di ranah hukum juga
ke nilai baru. di ranah DPRnya siapa, orang Hartati ada.
yang di kepolisian siapa, di kejaksaan
Karena nilainilai baru dibentuk siapa, dan di partai siapa. Begitu Lalu bagaimana menyikapi hal
dalam format baru, maka disebut Hartati disentuh, seluruh jaringan ini ini?
reformasi atau pembentukan juga tersentuh. Pembelaan terhadap
kembali. Nah, di kita enggak. Hartati, pembelaan yang sistemik. Kita tidak punya mekanisme
Pelakunya sama dengan karakter Artinya, di situ terjadi pembusukan mengontrol, tidak punya mekanisme
sama. Dibentuk di kultur yang lama, hukum. Proses pembusukan menghakimi pelaku politik itu secara
kemudian kita bicara nilai baru atau terhadap hukum itu berjalan. langsung. Satusatunya momen
sebuah sistem yang baru. Jadi, adalah pemilu. Pada saat pemilu kita
memang bisa dikatakan demokrasi Kenapa misalnya ada tersangka bisa menentukan memilih si A, partai
1998 demokrasi tanpa ruh, karena yang sampai sekarang tidak bisa A, B, dan seterusnya. Dalam situasi
ruh yang mati 1998 itu, sekarang dipenjara. Sebetulnya, ini pekerjaan seperti ini muncul satu persoalan
mati juga karena pelakunya orang orangorang kuat yang berada di yang menghambat kebebasan
lama. Kalau mau bicara yang belakang layar yang selalu mengatur kita, yaitu ketika bicara kandidat,
serius tentang masa depan, maka proses hukum kita. Inilah para mafia kandidatnya diajukan partai. Kalau
bicara kepemimpinan. Bukan hukum. Negara ini, memang, sudah partai mengajukan para bandit kita
hanya kepemimpinan, tetapi juga diatur oleh sejumlah tangan orang tidak bisa menolak.
karakter kepemimpinan, kualitas orang kuat yang menguasai ranah
kepemimpinan, dan nilainilai hukum, politik, dan ekonomi. Meski pemilu adalah kesempatan
kepemimpinan. memilih bagi rak yat untuk
Kalau mau dibawa ke paradigma menentukan proses politik, tetap
Law enforcement menjadi ti lain, inilah yang sebetulnya kita saja kebebasan itu terbelenggu
tik lemah yang disorot publik. namai sebagai kartel oligarkis. oleh otoritas partai, oleh oligarki
Pandangan Anda? Oligarki masa lalu yang kemudian partai politik. Maka menurut saya,
berubah bentuk tidak lagi menjadi solusi untuk mengatasi hal ini tidak
Saya bilang tadi bahwa hanya oligarki, dia menjadi kartel. Kalau bisa dilakukan dalam waktu singkat,
pembangunan institusi saja oligarki hanya sekelompok orang perlu proses yang panjang. Di situ
yang berhasil, tapi tidak disertai kaya yang memiliki kapital kuat dan bicara soal kekuatan civil society.
pembangunan nilai. Maka, dalam bisa juga mengatur politik. Nah, Kita harus melakukan konsolidasi,
segala aspek termasuk aspek hukum orangorang ini mempertahankan membangun sebuah iklim demokrasi
pasti gagal. Yang terjadi dalam kekayaan mereka. Setelah 1998, baru.
penegakan hukum, sebetulnya ada orangorang kaya ini kemudian
begitu banyak tangan besar dan kuat masuk ke kartel politik. Sebagian Misalnya, kita mengharapkan pers
22 PARLEMENTARIA EDISI 103 TH. XLIII, 2013