Page 9 - MAJALAH 103
P. 9

UU No. 5 tahun 1974   UU No. 22 tahun 1999          UU No. 32 tahun 2004
             Filosofi pemerintahan  keseragaman atau   keanekaragaman dalam kesatuan.  keanekaragaman dalam kesatuan,
             daerah            uniformitas.                                        (sama dengan UU No. 22 tahun 1999).
             Fungsi utama      sebagai promotor      pemberi pelayanan masyarakat.  pemberi pelayanan masyarakat (sama
             pemerintahan daerah  pembangunan                                      dengan UU No. 22 tahun 1999).
             pembagian satuan   menggunakan pendekatan   menggunakan pendekatan besaran dan   menggunakan pendekatan besaran
             pemerintahan      tingkatan (level approach),   isi otonomi (size and content approach),   dan isi otonomi (size and content
                               ada Daerah Tingkat I dan   ada daerah yang besar dan ada daerah   approach), dengan menekankan pada
                               Daerah Tingkat II.    yang kecil berdasar kemandirian   urusan yang berkeseimbangan dengan
                                                     masing-masing, ada daerah dengan isi   azas eksternalitas, akuntabilitas dan
                                                     otonomi terbatas dan ada daerah yang   efisiensi.
                                                     otonominya luas.
             azas              seimbang antara       desentralisasi terbatas pada daerah   desentralisasi diatur berkesimbangan
             penyelenggaraan   desentralisasi, dekonsetrasi   provinsi dan pada luas daerah   antara daerah provinsi, kabupaten/
             pemerintah daerah  dan tugas pembantuan   kabupaten/kota, dekonsentrasi terbatas   kota, desentralisasi terbatas pada
                               pada semua tingkatan.  pada kebupaten/kota dan luas pada   kabupaten/kota dan luas pada
                                                     provinsi, tugas pembantuan yang   provinsi, tugas pembantuan
                                                     seimbang pada semua tingkatan   berimbang pada semua tingkatan
                                                     pemerintahan sampai ke desa.  pemerintahan.
                                     Tabel Perbandingan pokok-pokok pikiran pada setiap UU.


            pada setiap UU ini bisa dilihat di  urusan  pemerintahan,  daerah  terkait dan stakeholders di daerah?
            tabel.                            berciri kepulauan, pemilihan kepala
                                              daerah,  peran  gubernur  sebagai   Pertama,  tentang  regulasi.
              M e r e a l i s a s i   p a r a d i g m a  wakil pemerintah pusat, perangkat  Sesuai  UU  No.  32  Tahun  2004
            desentralisasi ini terus dilakukan  daerah,  pembangunan  daerah,  tentang  Pemerintahan  Daerah,
            seiring dengan berbagai masalah  keuangan  daerah,  pembinaan  Keleluasaan otonomi mencakup pula
            di daerah. Sebab, desentraslisasi  dan  pengawasan  daerah,  dan  kewenangan yang utuh dan bulat
            yang  dilakukan  terhitung  sejak  tindakan hukum terhadap aparatur  dalam penyelenggaraannya mulai
            diberlakukannya  UU  No.  22  daerah. RUU Pemda hanya memuat  dari  perencanaan,  pelaksanaan,
            tahun  1999,  masyarakat  masih  pengaturan­pengaturan  secara  pengawasan,  pengendalian  dan
            merasa  “tidak  ada  peningkatan  umum,  sedangkan  pengaturan  evaluasi,  yang  dijabarkan  sesuai
            kesejahteraan”.  Pengelolaan  lebih lanjut secara rinci akan diatur  PP  No.  38  tahun  2007  tentang
            sumberdaya  alam  daerah  juga  masing­masing dalam UU tentang  Pembagian Urusan Pemerintahan.
            banyak terkendala. Namun demikian,  Pilkada dan UU tentang Desa.    Namun, pengalaman belakangan
            revisi UU ini tetap dilakukan oleh                                  ini menunjukkan bahwa kontrol,
            DPR  bersama  Pemerintah,  agar  Pengelolaan Sumberdaya Daerah      baik dari rakyat maupun organisasi
            mendapat  solusi  yang  tepat,                                      non pemerintah di daerah terhadap
            yang mampu menjawab berbagai        M e m b a h a s   p e r m a s a l a h a n  peraturan  perundang­undangan
            permasalahan daerah. Bahkan saat  daerah,  paling  tidak  ada  4  hal  daerah  yang  muncul  sebagai
            ini pun, DPR bersama Pemerintah  pokok yang sampai saat ini masih  penjabaran UU diatasnya, sangat
            sedang melakukan revisi terhadap  menjadi masalah. Pertama, apakah  lemah. Sehingga sangat mungkin,
            UU tentang Pemerintahan Daerah  di  era  otonomi  daerah  saat  ini,  peraturan­peraturan  daerah  ini
            yang dipecah menjadi 3 (tiga) RUU  Peraturan Daerah (Perda) di bidang  justru malah bertolak belakang dari
            yaitu  UU  tentang  Pemerintahan  pengelolaan  sumberdaya  alam  jiwa UU di atasnya tersebut.
            Daerah, UU tentang Pilkada dan RUU  sudah memadai berdasarkan prinsip
            tentang Desa.                     pembangunan  berkelanjutan?         D e n g a n   d e m i k i a n ,   u nt u k
                                              Kedua,  bagaimanakah  upaya  penyusunan berbagai regulasi di
              Mengenai  RUU  Pemerintahan  penguatan kelembagaan daerah di  daerah, harus ada beberapa hal yang
            Derah  ini,  secara  substansi,  bidang pengelolaan sumberdaya  harus diperhatikan, seperti political
            sebenarnya  terdapat  22  isu  alam di daerah? Ketiga, bagimanakah  will Pemerintah Daerah; kapasitas
            strategis yang teridentifikasi dan  penerapan dokumen pengelolaan  kelembagaan  dan  kebijakan
            memerlukan pemikiran mendalam  sumberdaya  alam  dalam  proses  (Good Environment Governance);
            untuk didiskusikan. Isu­isu ini antara  perijinan? Keempat, bagaimanakah  adanya persepsi, sikap dan perilaku
            lain  menyangkut  pembentukan  upaya  peningkatan  kualitas  dan  egosentrisme/sektoral; keterlibatan
            daerah  otonom,    pembagian  kuantitas koordinasi dengan instansi  elemen masyarakat; eksploitasi SDA


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013  9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14