Page 12 - MAJALAH 103
P. 12
PROLOG
Ketika akhirnya bertemu dengan padu padan antara konstitusi dengan mempersepsikan seolaholah
yang punya ruangan untuk landasan dasarnya Pancasila. Banyak kita ini seperti negara federal
kesempatan wawancara. Pertanyaan suara yang kemudian menyebut dimana daerahdaerah itu seperti
pertama yang mengemuka adalah reformasi ini sudah kebablasan, kerajaankerajaan yang lepas dari
apakah Marzuki Alie, Ketua DPR RI terlalu maju meninggalkan anak pemerintahan pusat,” tandasnya.
merasakan aura yang sama ketika bangsa yang menjadi asing dengan
menyaksikan atap gedung bundar negara tumpah darahnya. Ia kemudian menampik anggapan
yang hanya selemparan batu dari reformasi yang telah digerakkan
meja ruang kerjanya. “Ya tentu, “Ada masalah mendasar pada para aktivis dan mahasiswa
saya kadang merasakannya juga,” reformasi demokrasi bangsa ini berjalan lamban. Untuk sebuah
ungkapnya saat memulai wawancara khususnya sistem one man one vote. bangsa, baginya 15 tahun adalah
tentang evaluasi reformasi yang Kalau kita merujuk kembali pada waktu yang belum terlalu lama,
tahun ini telah berjalan 15 tahun. Pancasila disitu ada kerakyatan yang seraya membadingkan perjalanan
Ia kemudian mengungkapkan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan demokrasi bangsa Amerika yang
kegelisahannya pada perjalanan dalam permusyawaratan dan berusia ratusan tahun. Ia juga
reformasi yang menurutnya belum perwakilan. Ada unsur musyawarah, mengungkap catatan sejumlah pihak
ada unsur perwakilan yang menyebut warna demokrasi
ini yang harusnya Indonesia saat ini sudah ke Amerika
kita dudukkan Amerikaan. Untuk itu diperlukan
apalagi terkait kearifan segenap komponen bangsa
d e n g a n terus menggali format demokrasi
o t o n o m i yang paling tepat bagi bangsa ini.
y a n g
“Jadi 15 tahun belum cukup
m a s i h p e r l u w a k t u u n t u k
menkonsolidasikan demokrasi
menurut nilainilai yang kita miliki.
Nggak mungkin kita mengikuti
demokrasi ala Amerika, kita perlu
sesuaikan dengan nilainilai yang
kita miliki. Masyarakat kita itu guyub
lebih suka musyarawarah, ini perlu
kita perhatikan dan seharusnya kita
perlu pahami itu,” lanjutnya.
Hal Senada juga disampaikan
tokoh, pelaku dan korban reformasi
1998 Desmond J. Mahesa yang
terpilih menjadi anggota DPR periode
20092014. Bangsa ini perlu melihat
kemungkinan adanya sistem politik
yang lebih baik selain demokrasi
untuk agenda meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di satu
sisi dan di sisi lain, pada saat yang
sama menyejahterakan rakyat dan
menegakkan hakhak warga negara.
“Varian sistem politik Jepang, Korea
Selatan dan Cina menunjukkan
potensi untuk itu,” katanya dalam
kesepatan wawancara di ruang
kerjanya beberapa waktu lalu.
Membaca reformasi
yang telah berjalan
1 5 t a h u n ,
setidak bisa
dilihat dari 4
12 PARLEMENTARIA EDISI 103 TH. XLIII, 2013