Page 37 - MAJALAH 212
P. 37

KU N KER
                                                                                     K OM ISI  I I





                                                                               Soroti Ketidakjelasan
                                                                               Data Tenaga Honorer

                                                                                  Wakil Ketua Komisi II DPR RI
                                                                               Saan Mustopa menyoroti data
                                                                               tenaga honorer yang hingga
                                                                               saat ini masih belum menemui
                                                                               titik terang. Saan meyampaikan,
                                                                               pihaknya kesulitan untuk membahas
                                                                               lebih lanjut masalah ini dengan
                                                                               pemerintah, khususnya Kementerian
                                                                               Pendayagunaan Aparatur Negara
                                                                               dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB)
                                                                               dan Badan Kepegawaian Negara
                                                                               (BKN). Menurut Saan kejelasan
                                                                            FOTO AGUNG/PDT  data sangat dibutuhkan dalam
                                                                               memperjuangkan tenaga honorer
                                                                               menjadi Pegawai Pemerintah
            Anggota Komisi II DPR RI Abdul Wahid saat pertemuan dengan Kakanwil BPN Riau.   dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
                                                                                  “Itu menjadi kesulitan bagi
            Anggota Komisi II DPR RI Abdul       Ia menekankan pentingnya      kami di Komisi II ketika ingin
            Wahid mengungkapkan, perlu suatu   masyarakat untuk dapat mengawasi   menyampaikan ke Kementerian
            mekanisme atau sistem yang dapat   persoalan ini. Serta BPN diharapkan   PAN-RB dan BKN. Yang mereka
            mengecek status HGU.              dapat bersinergi dengan Kementerian   mau menjadi PPPK, tetapi karena
               “Oleh karena itu harus ada sistem   Lingkungan Hidup dan Kehutanan   data honorer itu berubah-ubah.
            yang secara elektronik atau online   tanpa mengedepankan ego sektoral   Kita minta untuk segera perbaiki
            dimana semua orang bisa mengecek   masing-masing. “Pada akhirnya untuk   untuk memberikan kepastian
            tentang berapa luasannya, mana    menyelesaikan masalah di negara   bahwa honorer di setiap daerah
            titiknya. Jadi artinya libatkanlah   ini perlu keikhlasan dan ketulusan,”   itu datanya sekian, jadi itu bisa
            masyarakat dalam pengawasan       pungkasnya.                      memudahkan kami di Komisi II
            bukan hanya dari BPN saja bisa                                     untuk memperjuangkan para tenaga
            mengawasi,” ujarnya saat pertemuan                                 honorer menjadi PPPK,” tutur Saan di
            Komisi II DPR RI dengan Kakanwil                                   Kepri, baru-baru ini.
            BPN Riau, baru-baru ini.                                              Legislator dapil Jawa Barat
               Ia mencontohkan kasus seperti                                   VII ini menambahkan, meskipun
            PT Duta Palma yang melakukan                                       diprioritaskan untuk diangkat menjadi
            aktivitas perkebunan melebihi                                      PPPK, pemerintah juga harus tetap
            dari luasan HGU yang perusahaan                                    melakukan prinsip kehati-hatian
            tersebut peroleh izinnya dari                                      dan juga profesional dalam proses
            BPN. Kejaksaan menilai kerugian                                    pengangkatan tenaga honorer ini.
            negara akibat aktivitas perusahaan                                    “Terkadang PPPK menjadi
            itu mencapai Rp600 miliar tiap                                     beban pemerintah daerah, maka
            bulannya.                                                          penting juga terkait dengan
               “Sehingga mereka pada aktivitas                                 penerimaan honorer yang nantinya
            perkebunan di luar HGU tentu                                       menjadi PPPK ini harus benar benar
            harus dapat sanksi. Ini sudahlah                                   selektif dan hati hati. Karena kita
            dia beraktivitas di negara kita, tapi                              ingin persoalan ini tidak berlarut
            mereka tidak bayar pajak,” sebut                                   larut karena itu kepastian jumlah
            Abdul. Legislator dapil Riau I itu                                 honorer menjadi sangat penting,
            menyesalkan kasus tersebut, apalagi                                jika data ini belum selesai juga ini
            pemilik perusahaan diketahui telah                              FOTO:PRIMA  akan menjadi persoalan itu sendiri,”
            melarikan diri ke luar negeri yang                                 tutup politisi Partai NasDem
            membuat sulit penyelidikan.       Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa saat   ini. lcas,aha,pdt/es
                                              pertermuan di Kepri.


                                                                          TH. 2022      EDISI 212      PARLEMENTARIA        37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42