Page 27 - MAJALAH 104
P. 27

LAPORAN UTAMA




            atau Negara. Di Pemda DKI Jakarta
            saja  misalnya,  berapa  anggaran
            pelayanan publik untuk anak-anak
            yang ditempatkan sebagai sasaran
            program. Lingkungan  keagamaan,
            berapa anggaran yang disisihkan
            untuk  anak-anak.  Begitupun  da-
            lam  penanganan  bencana,  Arist
            menilai yang mendapat bantuan
            pertama adalah orang dewasa. Dari
            kenyataan tersebut Arist menilai
            bahwa dalam situasi bernegara pun
            anak kerap terpinggirkan.

              “Di lingkungan sekolah saja anak
            sudah terpinggirkan, terutama lewat
            sistem pendidikan sekolah seperti
            RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar
            Internasional).  Ini  merupakan
            tindakan diskriminatif. Faktanya,
            anak miskin janganlah sakit, anak
            miskin  janganlah  merindukan
            sekolah. Karena biaya sekolah cukup
            tinggi dan tidak berpihak pada hak-
            hak konstitusi. Hak-hak konstitusi
            itu tidak diskriminatif. Pelayanan
            kesehatan yang disediakan untuk  tanggung  jawab  pemerintah  selama ini belum ada ruang tem-
            orang miskin justru dinikmati oleh  setelah ada Undang-Undang, adalah  pat  terbuka  untuk  anak-anak
            orang kaya,” tambahnya.           sosialisasi. Sebuah produk hukum jika  me ng embangkan  aspirasinya,
                                              tidak dibangun/disiapkan sarana dan  kreativitasnya dan tempat-tempat
              Sosialisasi, Komitmen dan       prasarananya untuk menjalankan,  bermain anak.
            Pengimplementasian UU PA          mengimplementasikan UU termasuk
                                              aparat penegak hukum dan sumber     “Lihat saja dari tingkat RT (Rukun
              Dari kejadian-kejadian tersebut  dayanya, maka semua itu tidak ada  Tetangga)  hingga  Kotamadya
            sangat  jelas  bahwa  sulit  sekali  artinya.                       adakah disediakan tempat-tempat
            memprotect atau melindungi anak-                                    untuk membangun kreativitas anak.
            anak secara keseluruhan. Karena     Dengan  kata  lain  Arist  menilai  Adakah trotoar yang khusus anak-
            orang  terdekat  yang  seharusnya  bahwa UU PA yang ada saat ini pada  anak dibangun di tengah-tengah
            memberikan jaminan perlindungan  dasarnya sudah cukup baik untuk  kota dimana sekolah itu berada.
            terhadap anak malah sebaliknya.  melindungi anak Indonesia. Namun  Apakah sudah memliki peraturan
            Ayah kandung sendiri yang harusnya  sosialisasi dan pengimplementasian  daerah yang mengatur bagaimana
            menjaga malah ada yang dengan  di lapangan saja yang masih sangat  anak-anak mendapat perlindungan
            tega melakukan hubungan seksual  kurang.                            dari serangan-serangan kejahatan
            terhadap  anaknya,  bagaimana                                       seksual ataupun kejahatan dalam
            anak tersebut bisa merasa aman      Adanya  program  Layak  Anak  bentuk lain,”jelas Arist.
            dirumah. Sekolah misalnya, yang  menjadi  sebuah  langkah  yang
            seharusnya memberikan rasa aman  baik untuk melindungi anak-anak      Selain itu indikator lainnya yang
            tapi kenyataannya malah ada oknum  Indonesia  dari  berbagai  macam  tidak  kalah  pentingnya  menurut
            tenaga  pendidik  yang  menjadi  bentuk  kejahatan.  Namun  pada  Arist  adalah  masih  banyaknya
            pelaku tindak kekerasan.          kenyataannya, belum ada satu Kota/  anak jalanan di Jakarta yang hidup
                                              Kabupatenpun yang layak disebut  terkatung-katung  di tengah-tengah
              Adanya kaum inteletual bahkan  Kota Layak anak.                   lampu merah. Masih ditemukannya
            para oknum penegak hukum yang                                       anak-anak  yang  menjadi  korban
            ikut  menjadi  pelaku  kejahatan    Arist menilai julukan “kota/kabu-  prostitusi, tidak sedikit juga anak-
            terhadap anak menjadi bukti bahwa  paten  layak  anak”  belum  bisa  anak  yang  tidak  bisa  menikmati
            masih  kurangnya  pengetahuan  disandingkan jika indikator-indikator  sekolah sekalipun telah disediakan

            masyarakat atas Undang-undang  berupa sarana dan prasarana untuk  dana dari negara, Kartu sehat, Kartu
            Perlindungan  Anak  No.23  Tahun  anak belum dipenuhi. Terlebih lagi  Pintar, dan lain-lain.
            2002. Menurut Arist sebenarnya  Ibukota, DKI Jakarta, menurutnya


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 104 TH. XLIII, 2013  27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32