Page 31 - MAJALAH 90
P. 31
ANGGARAN
nol persen, disparitas suku bunga an-
tarnegara ini menjadi salah satu faktor
penentu kompetisi,”jelas Politisi PDIP
ini.
Ia menambkan negara yang suku
bunga kreditnya terlalu tinggi seperti
Indonesia membuat produknya tidak
lagi bisa bersaing di pasar regional
maupun global.
“Rendahnya suku bunga kredit
perbankan juga penting untuk men-
dorong akselerasi pertumbuhan
ekonomi. Karena bunga kredit yang
rendah akan kondusif untuk ekspansi
usaha,” ujarnya
Lebih lanjut ia berharap, pemerin-
tah seharusnya tak lagi memperlaku-
kan bank-bank BUMN sebagai mesin
pendulang untung belaka. Pemerin-
tah harus menempatkan bank-bank
BUMN sebagai pengakselerasi pe-
nguatan ekonomi dan daya saing na-
sional.
bukan karena hadiah semata, tapi ada DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa “Seiring turunnya BI rate, bank-
nilai lebih dari bank tersebut. Timur II ini. bank BUMN harus memelopori terse-
Kalau masih terbangun pola seperti dianya kredit murah bagi pelaku
itu, orang menabung dan berinvestasi DPR Imbau Bank BUMN usaha, terutama kalangan ekonomi
karena bunga besar dan hadiahnya Tak Pentingkan Bisnis lemah (UMKM),” tandas dia.
saja, maka suatu saat para nasabah Hal senada dijelaskan Wakil Ketua Tanggapan serupa dikatakan oleh
akan pergi meninggalkan bank terse- Komisi VI DPR Aria Bima, dalam siaran anggota Komisi VI DPR Lili Asdjudireja,
but. Terutama jika bank sudah tidak persnya belum lama ini,, pasca turun- yang menjelaskan Bank-bank pelak-
lagi memberikan bunga dan hadiah nya kembali tingkat suku bunga acu- sana harus mengikuti suku bunga
yang besar kepada nasabahnya. an BI (BI Rate) menjadi 5,75 persen, acuan yang telah ditentukan BI yakni
“Selama ini promosi hadiah yang DPR meminta bank-bank BUMN tak 5,75 persen, karena dengan turunnya
diberikan oleh perbankan sudah tidak semata mementingkan bisnisnya saja, suku bungan acuan BI ini dapat me-
wajar dan hanya dinikmati para pe- tetapi juga pertumbuhan ekonomi ningkatkan daya saing industri.
milik dana besar saja. Bagi masyara- dan penguatan daya saing nasional. “Nah kalau sampai saat ini Bank-
kat yang mempunyai dana kecil tentu “Mestinya perbankan tak lagi se- bank pelaksana terutama Bank BUMN
tidak akan pernah mendapatkannya,” mata-mata mementingkan kinerjanya belum mau menyesuaikan, hal ini
ujarnya. dalam aspek bisnis keuangan, melain- akan kita pertanyakan didalam rapat
Peran BI, kata Firdaus, sangat kan juga sebagai pendorong utama Komisi VI nantinya,”ujarnya saat di-
penting guna mendorong perbankan pertumbuhan ekonomi dan pengua- wawancarai Parlementaria beberapa
nasional dalam upaya menurunkan tan daya saing nasional,”katanya. waktu lalu.
suku bunga kreditnya dengan lang- Salah satu faktor utama pelemah Ia melihat, tambahnya, seperti-
kah–langkah strategis. Misalnya, daya saing produk Indonesia, menu- nya Bank-bank pelaksana menikmati
melakukan efisiensi dan efektifitas rutnya, adalah terlalu tingginya suku keuntungan dari suku bunga yang
dalam operasionalnya dengan cara bunga kredit usaha di Indonesia. Bah- tinggi, oleh karena itu, katanya, DPR
tidak terlalu banyak memberikan janji kan suku bunga perbankan di Indone- akan mem ‘push’ nya bank-bank
hadiah besar kepada calon nasabah. sia tertinggi se-ASEAN. tersebut agar mau menyesuaikan-
“Mungkin hal serupa tidak dilaku- “Mahalnya bunga kredit ini dibe- nya sesuai dengan ketentuan yang
kan oleh perbankan luar negeri dalam bankan kepada konsumen berupa telah ditetapkan oleh BI, “Kalau pun
menarik dana pihak ketiga, sehingga tingginya harga jual produk. Dalam turun bank tidak akan rugi, namun
mereka mampu memberikan kredit konteks rezim perdagangan bebas, keuntungan nya pun jangan terlalu
dengan bunga rendah,” kata anggota yang memberlakukan tarif bea masuk besar,”tegas Lili.(nt)
| PARLEMENTARIA | Edisi 90 TH. XLII, 2012 |