Page 55 - MAJALAH 195
P. 55

SOR O TAN






                                                                                   Ia juga menggarisbawahi
      KAMI DARI F-PKS SAAT ITU MEMINTA                                           penerapan Pasal 28 ayat 3 UU
                                                                                 ITE ini juga harus berhati-hati dan
      AGAR PASAL PENCEMARAN NAMA                                                 selektif karena sangat penting
      BAIK DITINJAU ULANG, BAHKAN KALAU                                          untuk menjaga keutuhan NKRI yang
                                                                                 berkarakter Bhineka Tunggal Ika
      PERLU DIHAPUS SAJA, MENGINGAT                                              alias pluralisme. “Menurut saya,
      SUDAH DIATUR DALAM KUHP, AGAR                                              multitafsir atau penafsiran berbeda
                                                                                 dapat diminimalisir dengan membuat
      TIDAK ADA DUPLIKASI PENGATURAN,                                            pedoman tentang penafsiran hukum
                                                                                 kedua pasal ini secara komprehensif,”
                                                                                 tuturnya.
       Sukamta. Foto: Mentari/nvl
                                                                                   Hasanuddin juga membantah
                                                                                 adanya anggapan pasal karet pada
                                                                                 2 pasal kontoversial itu. Menurutnya,
              kalau harus direvisi saya berharap ke                              tak ada pasal karet tapi bagaimana
              2 Pasal itu hendaknya dipertahankan,   MULTITAFSIR ATAU            para penegak hukum memahaminya
              jangan dihilangkan karena itu ruh dan                              ditambah dengan menggunakan
              berdirinya Negara Kesatuan Republik   PENAFSIRAN BERBEDA           hati nurani. Dapat dibayangkan
              Indonesia,” kata dia.                                              bagaimana negeri ini akan kacau,
                Selaku Kapokja pada pembahasan   DAPAT DIMINIMALISIR             bila rakyatnya dibebaskan saling
              UU ITE beberapa tahun lalu silam,   DENGAN MEMBUAT                 menghujat, saling membuka aib dan
              Politisi dari F-PDI Perjuangan ini                                 saling mengungkapkan kebencian
              memaparkan, Pasal 27 ayat 3        PEDOMAN TENTANG                 secara bebas dan vulgar.
              merupakan pasal tentang penghinaan   PENAFSIRAN                      “Termasuk menyebarkan kebencian
              dan pencemaran nama baik. Ia                                       karena SARA, padahal negeri
              mengakui bahwa pasal ini sempat    HUKUM KEDUA                     ini berkarakter pluralisme yang
              menjadi perdebatan. Tetapi, Pasal 27   PASAL INI SECARA            berdasarkan pada Pancasila dan UUD
              ini sudah mengacu dan sesuai dengan                                1945. Kedua pasal ini pernah dua kali
              Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-Undang   KOMPREHENSIF               diajukan ke Mahkamah Konstitusi
              Hukum Pidana (KUHP).                                               untuk judicial review dan hasilnya tak
                “Pasal 27 ayat 3 ini acuannya KUHP                               ada masalah,” pungkas legislator dapil
              Pasal 310 dan 311 tentang pencemaran   TB Hasanuddin. Foto: Oji/nvl    Jawa Barat IX itu.
              nama baik dan menista orang lain                                     Meski begitu, Hasanuddin
              secara lisan maupun tulisan,” tuturnya.                            mempersilakan bila memang UU
                Kemudian, Pasal 28 ayat 2 tentang                                ITE harus direvisi misalnya dengan
              menyiarkan kebencian pada orang atau                               membuat pedoman interprestasi resmi
              kelompok orang berdasarkan pada                                    terhadap pasal-pasal dalam UU ITE.
              SARA.                                                              “Kami di DPR terbuka, bila memang
                “Kedua pasal ini, Pasal 27 dan                                   harus direvisi mari bersama kita revisi
              Pasal 28 harus dipahami oleh para                                  demi rasa keadilan dan demi tetap
              penegak hukum agar tak salah dalam                                 utuhnya NKRI,” tegasnya.
              penerapannya. Apalagi pasal 27 itu                                   Pihaknya juga turut mengajak
              sifatnya delik aduan, mereka yang                                  seluruh anak bangsa, untuk bijak
              merasa dirugikan dapat melapor dan                                 dalam menggunakan media sosial.
              pelapornya harus yang bersangkutan                                 “Marilah kita sebagai warga negara,
              bukan orang lain,” jelasnya.                                       bijak dalam menggunakan media
                Dalam menerapkan Pasal 27 ayat                                   sosial. Kritik membangun sah – sah
              2 itu harus dibedakan antara kritik                                saja dan dilindungi UU, tapi jangan
              terhadap siapapun dengan ujaran   dicampuradukan antara kritik dan ujaran   mencampuradukan kritik dengan
              kebencian dan penghinaan. Penegak   kebencian, maka saya rasa hukum   ujaran kebencian, apalagi penghinaan
              hukum harus memahami betul        di negara ini sudah tak sehat lagi,”   yang berujung laporan kepada polisi,”
              secara sungguh-sungguh. “Kalau    ungkapnya.                       tandasnya. l  ann/es



                                                                           TH. 2019      EDISI 171      PARLEMENTARIA     55
                                                                          TH. 2021      EDISI 195      PARLEMENTARIA                        55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60