Page 71 - Stabilitas Edisi 214 Tahun 2025
P. 71

airah pemerintah dalam
                   membentuk lembaga
                   investasi kelas dunia
          Gmemang tidak bisa ditutupi
          lagi. Namun begitu, pada perjalanannya
          di tahap pertama sudah terbit
          kekhawatiran dari publik terkait dengan
          tata kelola.
            Pasca peresmiannya pada Februari
          lalu, sepak terjang Badan Pengelola             RUPS ADALAH
          Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI     FORUM OTORITATIF
          Danantara) terus ditunggu-tunggu
          banyak pihak. Dengan kewenangannya      DALAM PERSEROAN.
          mengelola aset ribuan triliun, tentu    BAHKAN PEMEGANG
          publik sangat menantikan kiprah dari      SAHAM PUN TIDAK
          lembaga sovereign wealth fund milik RI
          ini.                                              BERWENANG
            Baru beberapa bulan kemudian              SECARA SEPIHAK
          hal itu mulai terlihat meski harus
          menimbulkan kontroversi. Lembaga itu       UNTUK MENUNDA
          diketahui memberikan instruksi untuk     PELAKSANAANNYA,
          menunda pelaksanaan Rapat Umum
          Pemegang Saham (RUPS) pada seluruh              APALAGI YANG           Yetty Komalasari Dewi,
          BUMN Non-Tbk dan anak usahanya. Hal                    BERSIFAT        Guru Besar Hukum Korporasi
          itu tentu memercikkan gelombang reaksi                                 Universitas Indonesia
          di kalangan pakar hukum korporasi dan         TAHUNAN YANG
          pengamat kebijakan publik. Pasalnya          SUDAH MENJADI
          langkah tersebut menandai pergeseran
          kewenangan signifikan dari Kementerian   KEWAJIBAN HUKUM.
          BUMN ke Danantara—sebuah entitas
          baru dalam struktur tata kelola
          korporasi negara yang tengah berupaya
          menegaskan eksistensinya.
            Melalui Surat Edaran Nomor
          S-027/DI-BP/V/2025, BPI Danantara
          memerintahkan penundaan RUPS
          dalam rangka evaluasi menyeluruh   pertanyaan mendasar: Apakah Danantara   Lebih lanjut, meskipun Danantara
          terhadap kebijakan strategis dan kegiatan   memiliki kewenangan hukum untuk   memegang 99 persen saham Seri B di
          operasional korporasi BUMN. Namun   menginstruksikan penundaan RUPS?  holding operasional dan investasi, hak
          pengecualian diberikan bagi BUMN                                     kontrol tetap berada di tangan Negara
          atau anak usaha yang telah menjadi   Kewenangan atau Intervensi?     melalui kepemilikan 1 persen saham Seri
          perusahaan publik dan tunduk pada    Dari perspektif hukum perseroan,   A Dwiwarna yang melekat pada Menteri
          regulasi OJK.                     Guru Besar Hukum Korporasi         BUMN. Saham Seri A memiliki hak veto
            Secara normatif, kebijakan ini   Universitas Indonesia, Yetty Komalasari   terhadap kebijakan strategis, termasuk
          berdasar pada Undang-Undang Nomor   Dewi, menyatakan dengan tegas bahwa   hak mengangkat dan memberhentikan
          1 Tahun 2025 tentang BUMN, serta dua   instruksi Danantara tidak memiliki   direksi atau komisaris.
          peraturan pemerintah (PP 15 dan PP 16   kekuatan hukum yang mengikat. Posisi   “RUPS adalah forum otoritatif dalam
          Tahun 2025) yang memperkuat status   Danantara, sebagaimana diatur dalam   perseroan. Bahkan pemegang saham pun
          hukum Danantara sebagai pemegang   UU BUMN dan UU Perseroan Terbatas,   tidak berwenang secara sepihak untuk
          kendali atas pengelolaan investasi dan   hanyalah sebagai pemegang saham,   menunda pelaksanaannya, apalagi yang
          dividen BUMN. Akan tetapi, di balik   bukan otoritas regulatif atau eksekutif   bersifat tahunan yang sudah menjadi
          legitimasi yuridis tersebut, muncul   terhadap BUMN.                 kewajiban hukum,” ujar Yetty.


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 214 / 2025 / Th.XX 71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76