Page 73 - Stabilitas Edisi 214 Tahun 2025
P. 73

BUMN, yang bertujuan meningkatkan
          efisiensi dan pengelolaan aset negara
          secara profesional. Namun, reformasi
          tidak dapat mengabaikan prinsip dasar
          tata kelola perusahaan yang baik (good
          corporate governance) dan asas legalitas
          dalam UU PT.
            Instruksi yang bersifat korporatif
          harus tetap tunduk pada batas-batas
          hukum yang telah ditentukan. Jika
          Danantara ingin memperkuat fungsinya
          sebagai pengelola, maka pendekatan
          koordinatif dengan pemegang saham
          Seri A, serta keterbukaan terhadap
          mekanisme hukum, menjadi hal mutlak.
            Untuk hal in, Yetty, pakar hukum
          korporasi mengatakan, “Kalau Danantara
          sampai punya kendali penuh baik dari
          sisi suara maupun keuangan, maka
          itu artinya kita kecolongan. Karena
          peran Danantara seharusnya hanya
          sebagai pengelola hasil investasi, bukan                                Posisi Danantara,
          pengambil keputusan strategis.”                                         sebagaimana diatur dalam
                                            perkara gratifikasi dan penyalahgunaan   UU BUMN dan UU Perseroan
          Tantangan Konstitusional          wewenang.                             Terbatas, hanyalah sebagai
            Alhasil sinyal kekhawatiran terhadap   Ketika struktur tata kelola BUMN   pemegang saham, bukan
          peran Danantara pun semakin nyata   mengalami transformasi besar, maka   otoritas regulatif atau
          ketika muncul gelombang uji materiil   pengujian terhadap batas kewenangan   eksekutif terhadap BUMN.
          terhadap UU BUMN ke Mahkamah      dan integritas sistem hukum menjadi
          Konstitusi. Sekelompok mahasiswa dari   keniscayaan. BPI Danantara sebagai
          UIN Syarif Hidayatullah mengajukan   entitas pengelola harus menjaga
          gugatan atas pasal-pasal yang dianggap   keseimbangan antara efisiensi korporasi
          melemahkan pemberantasan korupsi   dan ketaatan hukum.
          dan memisahkan keuangan BUMN dari    Penundaan RUPS tanpa landasan
          keuangan negara.                  hukum yang kuat dapat membuka
            Mereka berargumen bahwa jika    pintu terhadap ketidakpastian bisnis,
          kerugian di Danantara dan BUMN tidak   stagnasi pengambilan keputusan,
          lagi diklasifikasikan sebagai kerugian   hingga kecurigaan terhadap potensi
          negara, maka lembaga seperti KPK   abuse of power. Oleh karena itu, sinergi
          akan kesulitan menjerat pelaku korupsi   yang transparan antara Danantara,
          di lingkungan BUMN. Terlebih lagi,   Kementerian BUMN, dan jajaran direksi
          status pejabat Danantara yang bukan   BUMN menjadi kunci utama menuju tata
          merupakan penyelenggara negara    kelola yang tidak hanya efektif, tetapi
          menimbulkan celah hukum dalam     juga sah secara konstitusional dan etis.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 214 / 2025 / Th.XX 73
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78