Page 43 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 43

i tengah upaya regulator
                   untuk menggairahkan dan
                   meningkatkan resiliensi
          Dpasar modal, pertengahan
          Maret lalu guncangan terjadi di pasar
          modal. Otoritas bursa saham sempat
          menghentikan sementara perdagangan
          seluruh saham pada Selasa, 18 Maret,
          setelah indeks mengalami penurunan
          sebesar lebih dari 5 persen.
            Langkah trading halt yang baru
          pertama kali dilakukan sejak Covid-19
          melanda pada 2020, itu dinilai
          disebabkan oleh kondisi makroekonomi
          Indonesia yang kurang mengesankan
          para investor. “Semua khawatir bahwa
          risiko fiskal kian mengalami peningkatan
          di Indonesia, yang membuat banyak
          pelaku pasar dan investor akhirnya
          beralih kepada investasi lain yang jauh
          lebih aman, dan memberikan kepastian
          imbal hasil. Sehingga, saham menjadi         (Jumlah investor yang terus tumbuh)
          tidak menarik, dan mungkin obligasi
          menjadi pilihan setelah saham,” jelas        Hal tersebut menunjukkan minat
          Associate Director Pilarmas Investindo       masyarakat yang semakin besar terhadap
          Sekuritas, Maximilianus Nicodemus.           kepemilikan saham sebagai instrumen
            Pada penutupan perdagangan sesi
          pertama hari itu, IHSG tercatat melemah      investasi jangka panjang.
          395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi
          6.076,08. Sementara indeks LQ45
          menurun 38,27 poin atau 5,25 persen ke       Iman Rachman, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
          angka 691,08. Sebelumnya indeks saham
          berada di level 6.400-an
            Untuk diketahui, di Indonesia,
          trading halt diberlakukan apabila Indeks   kekhawatiran pasar terhadap resesi di AS   “Iklim investasi masih terjaga baik,
          Harga Saham Gabungan (IHSG) turun   yang terus meningkat.            teman-teman enggak usah panik, enggak
          lebih dari 5 persen dalam satu sesi   Hingga menjelang libur lebaran,   usah takut,” kata Dedek dikutip dari
          perdagangan. Aturan ini bertujuan untuk   indeks saham masih berupaya bangkit   akun Instagram @pco, pada, Rabu 26
          menjaga stabilitas pasar serta melindungi   dari keterpurukan dan berada di kisaran   Maret 2025.
          investor dari aksi jual yang berlebihan.  6.500-an. Lambat laun indeks mulai   Apa yang dikatakan Dedek di
            Banyak analis mengatakan bahwa   kembali menguat didorong oleh aksi   atas tidak berlebihan jika dilihat dari
          kondisi ekonomi global juga menjadi   para investor yang memanfaatkan   beberapa insiatif yang sudah disiapkan
          penyebab dari kondisi itu. Ketegangan   penurunan harga dari beberapa saham   oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
          geopolitik yang meningkat lantaran   yang jadi incarannya.           Sejak Februari regulator industri jasa
          Presiden Rusia Vladimir Putin ingin   Meski demikian, penghentian    keuangan memaparkan sejumlah
          menjalankan perang lebih lama,    sementara perdagangan saham (trading   mitigasi risiko di industri keuangan guna
          serta kebijakan baru dari Presiden AS   halt), ditanggapi santai oleh Istana   mengantisipasi sejumlah risiko yang bisa
          Donald Trump ikut meningkatkan    Kepresidenan. Juru Bicara Kantor   datang kapan saja pada pasar modal.
          ketidakpastian global. Kebijakan AS yang   Komunikasi Kepresidenan (PCO), Dedek   OJK menghadirkan empat kebijakan
          meningkatkan tarif barang impor telah   Prayudi mengungkapkan, saat ini, iklim   prioritas di 2025 untuk menjaga
          memicu pembalasan tarif yang lebih   investasi di Tanah Air masuk kategori   Sektor Jasa Keuangan (SJK) agar tetap
          besar dari Uni Eropa yang memunculkan   aman.                        resilient sehingga mampu memberikan


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 213 / 2025 / Th.XX 43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48