Page 40 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 40
perjanjian asuransi antara perusahaan
asuransi dengan pemegang polis.
Di antara yang dilakukan adalah
mendorong perusahaan asuransi untuk
memperbaiki proses underwriting yang
lebih baik. Sedangkan apabila hal-
hal tersebut sudah dilakukan tetapi
tetap terjadi sengketa maka akan
ditindaklanjuti melalui kesepakatan
antara pihak perusahaan asuransi
dengan pemegang polis yakni melalui
mekanisme lembaga arbitrase Lembaga
Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS)
atau dengan pengadilan.
Preseden Baik
Sementara itu, pengamat keuangan
dan asuransi Wahju Rohmanti
mengatakan keputusan ini dapat menjadi
preseden yang baik bagi industri.
Pasalnya, perusahaan asuransi didorong
untuk mendetailkan perjanjian atau
klausula dalam polis.
“Sehingga perusahaan asuransi tidak
hanya menyandarkan pada keyakinan
bahwa ada itikad baik (utmost good
faith) dari tertanggung ketika membeli/
menyetujui polis. Karena asuransi
Dalam perjanjian Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sendiri adalah perjanjian antara pihak
antara nasabah dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia tertanggung dan penanggung,” kata
perusahaan asuransi (AAUI), dan Asosiasi Asuransi Syariah Wahju.
tercantum prinsip Indonesia (AASI) untuk membahas Jika ke depan syarat dan ketentuan
utmost good faith atau putusan dari MK tersebut. batal polis/perjanjian asuransi ini
itikad baik yang harus Ke depan peraturan yang berkaitan lebih jelas, maka perusahaan bisa
disepakati kedua dengan polis asuransi harus dituangkan terhindar dari gugatan pemegang polis
belah pihak. dengan jelas dalam perjanjian-perjanjian atas penolakan klaimnya. Hal ini pun
sehingga bisa dipahami masyarakat membantu terciptanya kepercayaan
secara mudah. Dengan kata lain, kepada industri asuransi.
konsumen harus memahami betul Sementara bagi nasabah, keputusan
informasi yang disampaikan apakah ini membawa kepastian hak dan
sudah sesuai dengan kondisi sebenarnya kewajiban bagi tertanggung. Namun
atau tidak. Hal itu penting agar ada isi dan klausula polis mungkin akan
keseimbangan antara konsumen dengan lebih panjang, maka ia menilai
perusahaan asuransi. nasabah harus lebih diberikan waktu
Berangkat dari putusan itu, Ogi untuk mempelajarinya sebelum
mengakui dan menyadari perlu adanya menandatangani polis.
penguatan kesetaraan antara penanggung Di sisi lain, Wahdju menambahkan
dan tertanggung dalam suatu perjanjian keputusan ini pun membawa
polis asuransi. Sedangkan sekarang konsekuensi bagi perusahaan asuransi.
ini OJK terus mempelajari langkah Yakni, mereka perlu merevisi template
selanjutnya yang bakal ditempuh atau perjanjian polis agar lebih detail dan
diambil guna memperbaiki proses spesifik per produk.
40 Edisi 213 / 2025 / Th.XX www.stabilitas.id