Page 57 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 57

“Tetapi, harus dilihat bagaimana aturan
          yang dikeluarkan oleh regulator jasa
          keuangan memastikan ekosistem di
          industri perasuransian bisa tumbuh
          dan berkembang serta nantinya mampu
          mendorong perkembangan bisnis di
          industri tersebut di masa mendatang,”
          kata Iwan.
            Dirinya kembali menekankan
          bahwa asuransi kredit menawarkan               TETAPI, HARUS
          peluang yang menggiurkan. Namun, ia     DILIHAT BAGAIMANA
          menegaskan, Pekerjaan Rumah (PR)
          yang harus diselesaikan sekarang ini dan        ATURAN YANG
          di masa mendatang adalah bagaimana              DIKELUARKAN
          perusahaan asuransi bisa mengelola         OLEH REGULATOR
          risiko secara maksimal atau optimal
          ketika memasarkan asuransi kredit.           JASA KEUANGAN
          “Kalau dari grafik sebenarnya (potensi           MEMASTIKAN
          asuransi kredit) ini bisa menghasilkan
          profit asal kita mengelola risikonya                EKOSISTEM
          dengan baik,” terang Iwan.                         DI INDUSTRI
            Sementara itu, Direktur Utama PT
          Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo)        PERASURANSIAN              Iwan Pasila, Deputi Komisioner
          M Fankar Umran menjelaskan asuransi             BISA TUMBUH            OJK bidang Asuransi
          kredit adalah lini usaha asuransi umum
          yang memberikan pertanggungan atas        DAN BERKEMBANG
          risiko kegagalan pemenuhan kewajiban        SERTA NANTINYA
          finansial debitur kepada kreditur sesuai
          dengan perjanjian kredit.             MAMPU MENDORONG
            Meski mempunyai peluang                   PERKEMBANGAN
          menjanjikan, namun Fankar tidak
          menampik lini usaha ini mempunyai                        BISNIS.
          risiko tersendiri. “Terdapat beberapa
          faktor yang memengaruhi risiko pada
          asuransi kredit,” kata Fankar.
            Risiko yang dimaksudkan Fankar
          yakni pertama asymmetric information.   Keempat, unforseenable vs predictable.   lebih tinggi karena menanggung risiko
          Bank memiliki informasi lebih lengkap   Unforeseenable risks meliputi kejadian   jiwa debitur.
          mengenai debitur dibandingkan     tak terduga seperti krisis ekonomi    Mengutip data OJK, aset industri
          dengan perusahaan asuransi sehingga   atau perubahan regulasi, sedangkan   asuransi per Desember 2024 mencapai
          meningkatkan potensi risiko klaim tak   predictable risks mencakup faktor   Rp1.133,87 triliun atau tumbuh 2,03
          terduga. Kedua, long-term liabilities.   yang dapat diidentifikasi seperti tren   persen yoy. Kinerja asuransi komersil
          Asuransi kredit memiliki kewajiban   gagal bayar, kapasitas analis kredit,   berupa akumulasi pendapatan premi
          pembayaran klaim yang bersifat jangka   dan moral hazard. Kelima, default and   mencapai Rp336,65 triliun, tumbuh
          panjang, sehingga membutuhkan     death coverage. Selain disebabkan oleh   4,91 persen yoy. Permodalan di industri
          modal yang cukup dalam menjaga    meninggal dunia, risiko gagal bayar   asuransi komersial pada Desember
          keberlanjutan perusahaan. Ketiga,   dapat disebabkan oleh apapun alasannya   2024 masih memadai, dengan Risk
          economic fluctuations. Krisis ekonomi   ‘whatever the reasons’. Keenam, premium   Based Capital (RBC) industri asuransi
          dapat menyebabkan peningkatan gagal   pricing. Premi asuransi kredit hanya   jiwa tercatat sebesar 420,67 persen dan
          bayar, sehingga perusahaan asuransi   memperhitungkan risiko murni kredit   asuransi umum dan reasuransi sebesar
          harus memiliki cadangan modal yang   tanpa memperhitungkan risiko kematian   325,93 persen, di atas ambang batas 120
          memadai.                          debitur, seharusnya premi dapat jauh   persen. *


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 213 / 2025 / Th.XX 57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62