Page 53 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 53
kredibilitas Indonesia sangat besar. “Ini pada eFishery. Ketua Umum Kesatuan
benar-benar memalukan bagi orang- Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI),
orang yang telah menjalankan eFishery,” Dani Setiawan, menilai bahwa skandal
ujar Patrick dalam keterangan resminya. ini akan lebih berdampak pada sektor
Sementara itu, Sekjen Serikat Pekerja perikanan budidaya dibanding perikanan
Multidaya Nusantara (SPMTN), Icad, tangkap skala kecil. Akibat skandal ini, eFishery
mengungkapkan bahwa kabar buruk Mengutip laman resmi perusahaan, menghentikan operasionalnya
ini berimbas pada citra para pekerja per 2023, produk eFishery diklaim telah sejak Desember 2024. Dampak
eFishery yang mayoritas memiliki dipakai oleh pembudidaya di 280 kota/ terbesar dirasakan oleh sekitar
integritas dan kapabilitas tinggi. Icad kabupaten di Indonesia. Laporan yang 2.000 karyawannya, dengan
juga menyebut bahwa perusahaan sama juga memperkirakan komunitas hampir 90 persen di-PHK.
berencana melakukan PHK massal pembudidaya eFishery telah bertumbuh
pada Februari 2025. “Untuk gelombang dengan lebih dari 110 ribu pembudidaya
pertama, Januari ini ada 100 karyawan di 2023.
yang diberhentikan, mayoritas karyawan Meski begitu, ia tak memungkiri
kontrak. Kami dengar Februari ini akan dampak yang didapat oleh pembudidaya
lebih besar lagi gelombangnya,” jelas ikan yang berada di bawah eFishery
Icad. dalam hal produksi hasil perikanan. sebenarnya aspek permodalan itu
Selain itu, ia mengindikasikan bahwa Berbagai masalah diprediksi akan menjadi salah satu hal yang krusial dalam
PHK ini dilakukan untuk menghindari menimpa mereka seperti keterbatasan usaha perikanan,” ujar Dani.
pembayaran Tunjangan Hari Raya pasokan modal dan pangan, penurunan Kasus eFishery menjadi pelajaran
(THR) kepada karyawan. “Indikasinya kualitas panen hingga potensi gagal bagi ekosistem startup Indonesia bahwa
kami baca juga untuk menghindari panen yang menyebabkan kerugian. pertumbuhan yang sehat harus didukung
pembayaran THR,” terangnya. “Kalau tidak diantisipasi ini juga akan oleh transparansi, akuntabilitas, dan tata
Kasus ini juga berdampak pada menimbulkan satu persepsi yang negatif kelola perusahaan yang baik. Tanpa itu,
kesulitan akses pakan bagi para bahwa sektor perikanan ini memang valuasi tinggi hanyalah ilusi yang pada
pembudidaya yang selama ini bergantung tidak layak dibiayai kan begitu. Padahal akhirnya dapat runtuh sewaktu-waktu.*
www.stabilitas.id Edisi 213 / 2025 / Th.XX 53