Page 51 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 51
ndustri usaha rintisan terutama
dalam layanan teknologi keuangan
tengah menghadapi saat-saat
Iberat terutama dalam mengelola
citra. Kegagalan dan juga fraud silih
berganti menggerogoti reputasi startup
yang akan mengikis kepercayaan
investor.
Terbaru adalah kasus eFishery,
sebuah startup teknologi akuakultur
yang berfokus pada budidaya ikan
dan udang. Startup ini didirikan pada
2013 di Bandung, Jawa Barat. eFishery
menawarkan solusi teknologi pakan
otomatis, eFeeder, yang membantu
petambak menekan biaya dan
meningkatkan produktivitas. Pendirinya
adalah Gibran Huzaifah.
Berdasarkan riset FEB UI, eFishery
dilaporkan meningkatkan keuntungan
petani akuakultur hingga 34,1 persen
dan berkontribusi Rp3,4 triliun (1,55 Fraud ini akan memberi efek luar biasa
persen) terhadap PDB sektor ini pada
2022. Perusahaan ini berhasil meraih terhadap industri perikanan. Karena
pendanaan Seri D sebesar 200 juta dollar selama ini startup-startup ini banyak
AS dan menyandang status unicorn pada kecolongannya gitu. Seperti enggak ada
2023 dengan valuasi 1,4 miliar dollar AS.
Namun demikian satu dekade pengawasannya, akhirnya merugikan
berselang startup yang sempat menjadi industri perikanan ini.
kebanggaan di sektor akuakultur ini
kini terjerat dugaan manipulasi laporan
keuangan dan penipuan terhadap Susan Herawati, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk
investor. Indikasi dugaan manipulasi Keadilan Perikanan (KIARA)
mulai tercium sejak 2024. Puncaknya
terjadi ketika CEO sekaligus pendiri, untuk menarik pendanaan dari investor keuangan, hasil penyelidikan juga
Gibran Huzaifah, serta Co-founder dan ternama seperti Northstar, Temasek, mengungkap praktik penggelembungan
Chief Product Officer, Chrisna Aditya, dan SoftBank. Kerugian eFishery pada biaya modal untuk pembelian pakan yang
dicopot dari jabatan mereka menyusul 2022 bahkan mencapai Rp784 miliar, diduga telah berlangsung sejak 2018.
dugaan penyelewengan dana. menandakan adanya masalah serius Lima perusahaan yang dikendalikan
Terdapat ketidaksesuaian dalam dalam struktur keuangan mereka. oleh Gibran beroperasi atas nama orang
laporan keuangan perusahaan. Laporan Kasus ini bukan hanya mencoreng lain dan diduga memalsukan berbagai
eksternal mencatat pendapatan eFishery reputasi eFishery, tetapi juga menyoroti dokumen seperti invoice, kontrak, serta
sebesar Rp1,6 triliun pada 2022, lalu masalah mendasar dalam ekosistem pembukuan fiktif guna menutupi kondisi
melonjak menjadi Rp5,8 triliun dan startup Indonesia yang terlalu keuangan sebenarnya.
Rp10,8 triliun pada 2023. Namun, berorientasi pada valuasi tinggi tanpa Perusahaan juga diduga melakukan
laporan internal menunjukkan angka transparansi dan akuntabilitas yang financial engineering untuk menampilkan
yang jauh lebih rendah, yakni Rp1 triliun memadai. Hal ini juga akan menjadi performa bisnis yang lebih baik di mata
pada 2021, Rp4,3 triliun pada 2022, dan parut yang akan membuat wajah industri investor. Praktik semacam ini tidak
Rp6 triliun pada 2023. startup tidak lagi indah dipandang. hanya merugikan investor tetapi juga
Ketimpangan ini menimbulkan merusak kepercayaan publik terhadap
dugaan bahwa perusahaan sengaja Modus Penipuan ekosistem startup di Indonesia.
menggelembungkan laporan keuangan Selain dugaan manipulasi laporan Akibat skandal ini, eFishery
www.stabilitas.id Edisi 213 / 2025 / Th.XX 51