Page 65 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 65
“Kedelai misalnya kan 98 persen masih
impor dan ketika harga-harga pangan
yang diimpor semakin tinggi, ya harga
yang diterima di pasar akan lebih tinggi,”
jelasnya dikutip dari BBC.
Dampak lain yang kemungkinan
terjadi adalah pemutusan hubungan
kerja (PHK). Ketika daya beli masyarakat
tak kunjung bergairah, maka perusahaan-
perusahaan yang mengandalkan impor BANK INDONESIA
tersebut akan mengambil langkah untuk BELUM MAU
mengurangi produksi.
Jika dirasa masih memberatkan, MENGGUNAKAN
maka bisa saja mereka mengurangi INSTRUMEN CHIANG
jumlah pekerja dan membatasi MAI INITIATIVE,
perekrutan karyawan baru.”Jadi kalau
ada yang bilang ini saat yang bagus untuk PADAHAL HAL ITU BISA
ekspor, ada benarnya. Tapi kebanyakan MENJADI SALAH SATU
perusahaan yang berorientasi ekspor
cenderung memiliki jumlah pekerja yang LANGKAH BUFFER
sedikit,” ujarnya. “Bisa dibilang ke depan YANG LEBIH MURAH
jumlah pekerjaan dari sektor formal
semakin terbatas, hal ini sebetulnya DARIPADA PENGAMAN Achmad Nur Hidayat,
sudah dirasakan sekarang.” YANG DIGUNAKAN Pengamat Ekonomi
Rekomendasi SAAT INI.
Menyoroti pelemahan nilai tukar
rupiah ini, Achmad menilai langkah Bank
Indonesia untuk mengintervensi pasar
valas dan pembelian Surat Berharga
Negara sebagai solusi sementara. Dia pun
memberikan sejumlah rekomendasi.
Pada aspek kebijakan moneter dan
pengelolaan devisa, Achmad mengatakan seperti memperkuat dan memperluas mengurangi ketergantungan impor bahan
ada tiga hal yang bisa dilakukan Bank perjanjian Bilateral Currency Swap serta mendorong industri substitusi
Indonesia. Pertama, optimalisasi Agreement (BCSA) dengan negara impor.
cadangan devisa. “(Dilakukan dengan) mitra strategis. “Bank Indonesia belum Statistik Sistem Keuangan Indonesia
mengalihkan sebagian dari instrumen mau menggunakan instrumen Chiang mencatat, kredit perbankan yang
super aman ke aset likuid yang Mai Initiative, padahal hal itu bisa disalurkan dalam bentuk valas per
berpotensi memberi imbal hasil lebih menjadi salah satu langkah buffer yang Februari 2025 mencapai Rp 1.217 triliun,
baik, tanpa mengorbankan keamanan lebih murah daripada pengaman yang setara 15,33 persen dari total kredit
secara drastis,” kata Achmad. digunakan saat ini,” kata dia. perbankan. Porsi tersebut meningkat
Kedua, dia menyarankan agar Bank Sementara itu untuk pemerintah, dalam setahun terakhir, yang sebesar Rp
Indonesia melakukan pengawasan utang Achmad menekankan perlunya 1.037 triliun atau 14,43 persen dari total
valas dengan memperketat aturan dan diversifikasi ekonomi, sebab tidak cukup kredit perbankan per Februari 2024.
pengawasan utang luar negeri korporasi, hanya mengandalkan komoditas atau Dari sisi penghimpunan dana, DPK
terutama bagi sektor yang tidak sektor tertentu saja. “Perlu akselerasi valas perbankan pada Februari 2025
menghasilkan devisa. Hal ini, kata dia, ke sektor bernilai tambah tinggi dan tercatat Rp 1.438 triliun, setara 16,11
bertujuan untuk mengurangi risiko gagal penguatan sektor jasa seperti yang persen dari total DPK perbankan. Ini
bayar saat rupiah melemah. dilakukan Filipina,” kata Achmad. Dia juga meningkat dibandingkan Februari
Ketiga, Bank Indonesia dinilai perlu juga mengatakan pemerintah perlu 2024, yang sebesar Rp 1.343 triliun atau
menyiapkan jaring pengaman tambahan menguatkan basis domestik dengan 15,91 persen dari total DPK perbankan.*
www.stabilitas.id Edisi 213 / 2025 / Th.XX 65