Page 10 - Stabilitas Edisi 218 Tahun 2025
P. 10
EDITORIAL
Masa Keemasan Bank Digital
etika bank-bank digital Indonesia peminjam online boleh dibilang sungguh
mulai bermunculan beberapa tahun menakjubkan. Dulu dianggap sebagai eksperimen
lalu, sebagian besar pengelola bank- merugi yang ditopang oleh modal ventura,
Kbank non digital menganggap sinis bank-bank digital seperti Bank Jago, Bank
kehadiran mereka dan menyatakan mereka sebagai Neo Commerce, SeaBank, dan Superbank kini
makhluk yang modis namun rapuh. Layanan menghasilkan laba dua digit. Memang ada yang
keuangan digital itu dinilai hanyalah aplikasi hilang dari pantauan meskipun sebagai pionir:
yang dijalankan oleh anak-anak muda berusia Jenius dari Bank BTPN, namun selebihnya telah
dua puluhan yang mengenakan hoodie, berbicara berhasil mengambil alih panggung perhatian para
tentang ‘user experience’ dan ‘ekosistem’ seolah- konsumen yang mulai didominasi oleh generasi
olah perbankan adalah aplikasi mencari pasangan. yang sangat akrab dengan teknologi.
Melompat ke tahun 2025, sinisme itu mulai Indonesia, dengan 280 juta penduduk dan
berganti. Bank-bank digital tidak hanya bertahan— banyak di antaranya masih belum memiliki akses
mereka juga berkembang pesat. Beberapa perbankan, telah lama menjadi lahan subur
membukukan laba yang membuat para pemberi bagi disrupsi keuangan. Namun, pandemi telah
pinjaman konvensional tersipu malu, sementara mengubah situasi. Karantina wilayah memaksa
metrik valuasi mereka menyaingi valuasi para jutaan orang untuk beralih ke dompet digital
perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara. dan transaksi online, sementara gaya hidup
Transformasi yang dilakukan lembaga yang mengutamakan perangkat seluler semakin
10 Edisi 218 / 2025 / Th.XXI www.stabilitas.id

