Page 15 - Stabilitas Edisi 218 Tahun 2025
P. 15

jelas antara perbankan “digital” dan   dilewati oleh industri yang sama pasar
          “tradisional” menjadi kabur. Bank-bank   negara berkembang lainnya: konsolidasi.
          terbesar di Indonesia—Bank Mandiri,   Sektor perbankan digital di Indonesia,
          BCA, dan BRI—telah berinvestasi   yang dulunya dipenuhi lebih dari selusin
          besar-besaran dalam platform seluler,   pemain, kemungkinan akan menyusut
          menghadirkan kemudahan digital bagi   karena hanya yang paling efisien yang
          puluhan juta nasabah. Neraca keuangan   bertahan. Mereka yang berlabuh
          mereka yang kuat dan hubungan loyal   di ekosistem yang kuat dan praktik
          yang erat dengan nasabah yang sudah   pemberian pinjaman yang disiplin akan
          dibangun bertahun-tahun menjadi   bertahan; yang lain, yang terbebani oleh
          kekuatan bank-bank besar ini. Dan ini   monetisasi yang lemah dan penyangga
          tidak dimiliki pesaing digital yang lebih   modal yang tipis, mungkin akan
          kecil yang mengandalkan pengguna   memudar atau terserap.
          muda yang sensitif terhadap harga.   Bank digital yang memiliki ekosistem
            Selain itu, tantangan akan muncul   kuat akan memanfaatkan keunggulannya
          dari daya tahan bank digital untuk   itu untuk menarik digital saving.
          menjaga profitabilitas, karena hal itu   Superbank dengan ekosistem Grab,
          akan bergantung pada kualitas kredit dan   ataupun Sea Bank dengan ekosistem
          kejelasan regulasi. Banyak bank digital   Shopee-nya, atau Bank Raya dengan
          telah berekspansi pesat ke pinjaman   induk besar seperti BRI.
          konsumen tanpa jaminan—segmen yang   Selain ekosistem pendukung, ke
          rentan terhadap peningkatan gagal bayar   depan, persaingan perbankan digital   Ida Bagus Ketut Subagia,
          di tengah melambatnya pendapatan   juga soal layanan dan proses bisnis.   Direktur Utama Bank Raya
          rumah tangga. Salah satu yang menjadi   Setidaknya itulah yang diungkapkan
          andalan adalah fasilitas buy now pay later   oleh Direktur Utama Bank Raya, Ida   …diuntungkan
          (BNPL) atau paylater, yang mulai dikritik   Bagus Ketut Subagia. Menurut dia,
          karena dianggap mengesampingkan   yang akan membedakan tiap-tiap       karena memiliki
          kehati-hatian yang menjadi jantung   bank adalah strategi bisnis dan proses   ekosistem besar
          bisnis perbankan.                 perbankannya.
            Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah   Ia juga mengatakan bahwa, pihaknya   melalui Bank BRI
          memperketat pengawasan terhadap   diuntungkan karena memiliki ekosistem   yang besar. Yang
          kecukupan modal dan perlindungan   besar melalui Bank BRI yang besar.
          data, sebuah langkah yang dapat   “Yang sedang intensif kami garap adalah   sedang intensif
          meningkatkan biaya kepatuhan dalam   di induk sendiri, kemudian di Pegadaian   kami garap adalah
          jangka pendek. Bank digital setidaknya   juga ada agen Pegadaian yang potensinya
          harus memiliki modal sebesar Rp10   cukup besar, untuk menggarap segmen   di induk sendiri,
          triliun. Dalam melindungi data nasbah   ritel dan mikronya,” imbuh dia.  kemudian di
          OJK mengeluarkan peraturan POJK      Meski demikian, Indonesia tetap
          21/2023 dan POJK 22/2023 yang     menjadi lahan subur bagi keuangan    Pegadaian juga ada
          mewajibkan bank untuk menjaga     digital. Dengan lebih dari 60 persen   agen Pegadaian
          kerahasiaan, keamanan, dan integritas   orang dewasa telah menggunakan   yang potensinya
          data nasabah serta memastikan     platform pembayaran digital dan
          ketahanan siber. OJK juga mengawasi   penetrasi ponsel pintar di atas 80 persen,   cukup besar, untuk
          implementasi, melakukan penilaian   minat terhadap perbankan daring    menggarap segmen
          tingkat kematangan digital, dan   sangat besar. Bank digital yang mampu
          memberikan edukasi kepada konsumen   menyeimbangkan inovasi dengan kehati-  ritel dan mikronya.
          mengenai hak dan kewajiban mereka di   hatian, ia akan bisa bertahan lama dan
          era digital.                      memenangkan persaingan. Bagi yang
                                            tidak, siap-siap saja untuk tersingkir.
          Tantangan ke Depan                   Namun satu yang pasti, era “bakar
            Apa yang terjadi selanjutnya    duit” telah berakhir, kini saatnya bank
          kemungkinan mirip seperti jalur yang   digital cetak profit.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 218 / 2025 / Th.XXI 15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20