Page 151 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 151

REFORMA HUKUM AGRARIA MENGENAI PENGUASAAN
                DAN KEPEMILIKAN TANAH SECARA BERKEADILAN DALAM KONTEKS
                                           NEGARA KESEJAHTERAAN

                                                    Tintin Surtini
                                             Notaris-PPAT, Jakarta Pusat
                                     Jl. Bendungan Jatiluhur No. 84 Jakarta Pusat
                                           Email: tintin_yunus@yahoo.co.id

                                                       Abstrak
                Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa segenap kekayaan alam dikuasai dan dipergunakan
                sebesar-besarnya  untuk  kesejahteraan  rakyat  Indonesia.  Tanah  adalah  sarana  terpenting  bagi
                segenap rakyat Indonesia. Tanah menjadi hak bagi segenap warganegara Indonesia untuk hidup dan
                kehidupannya. Sejarah bangsa Indonesia yang merentang dari masa di bawah kekuasaan penjajah
                Belanda  hingga  merdeka  berpusar  pada  aspek  pertanahan.  Filosofi  bangsa  Indonesia  yang
                menjunjung kepentingan bersama mengakui kepemilikan perorangan namun tidak absolut. Berbagai
                persoalan  di  banyak  tempat  di  Indonesia  berkenaan  dengan  tanah  bermunculan.  Kemudian  isu
                reforma  agraria  mencuat  sebagai  solusi  untuk  menyelesaikan  persoalan  pertanahan.  Ada  tiga
                persoalan  yang  menjadi  pokok  permasalahan  dalam  penelitian  ini  yakni  1)  Bagaimana  kebijakan
                pemerintah terkait penataan penguasaan dan kepemilikan tanah yang berlaku saat ini?  2) Kendala
                hukum  apa yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan kebijakan reforma agraria yang berkeadilan
                dalam mewujudkan negara kesejahteraan? 3) Bagaimana konsep reforma agraria dalam penataan dan
                kepemilikan  tanah  yang  berkeadilan  guna  mendukung  kesejahteraan  rakyat?  Penelitian  ini
                menggunakan metode penelitian normatif. Penelitiian dilakukan dengan mengkaji secara seksama
                segenap  ketentuan  yang  berlaku  di  bidang  pertanahan.  Kesimpulan  penelitian  ini  1)  Kebijakan
                penataan dan pengelolaan tanah yang umum disebut dengan reforma agraria. Kebijakan pemerintah
                terkait dengan penataan penguasaan tanah dan kepemilikan tanah telah ada sejak Undang-Undang
                No 5 Tahun 1960 Tentang  Pokok-Pokok  Agraria. Pembatasan  luas maksimum  penguasaan tanah
                telah  ditentukan  berdasarkan  kepadatan  jumlah  penduduk  di  suatu  wilayah.  UUPA  menyatakan
                bahwa  tanah  memiliki  fungsi  sosial.  Pemilik  tanah  tidak    diperkenankan  untuk  membiarkan
                tanahnya ditelantarkan. Pemilik tanah wajib mengusahakan sendiri tanahnya. Pemilik tanah juga
                wajib  menjaga  kesuburan  tanah.  2)  Reforma  agraria  mencakup  penataan  kepemilikan  dan  akses
                terhadap  politik,  dan  ekonomi  untuk  memperoleh  manfaat  tanah.  Reforma  agraria  berkenaan
                dengan  program  sertifikasi  tanah.  Persyaratan  dan  prosedur  dipermudah,  sederhana  dan  cepat.
                Program  sertifikasi  diterapkan  untuk  semua  tanah.  Kendala  untuk  melakukan  Reforma  Agraria
                bersumber dari pemahaman hukum masyarakat dan budaya hukum aparat. 3) Penguasaan tanah
                yang  melebihi  batas  maksimum  tidak  diberikan  sanksi  atau  diambil  alih  oleh  pemerintah  untuk
                kemudian  diredistribusikan.  Pola  nominee  dan  kekuatan  modal  memungkinkan  pihak  asing
                menguasai tanah-tanah di Indonesia.
                Kata kunci: Reforma Agraria, Penguasaan dan Kepemilikan Tanah, Negara Kesejahteraan.

             A. Pendahuluan
                  Tanah adalah segalanya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Secara politik, tanah
             merujuk pada eksistensi geografis  suatu negara. Hal itu menjadi ruang kehidupan negara

             yang diakui oleh negara lainnya.  Secara ekonomi, tanah dan kekayaan alam yang dikandung-
             nya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk kepentingan semua rakyat. Secara sosial,
             tanah menjadi ruang dan identitas seseorang atau masyarakat. Secara hukum, tanah merujuk

             pada hak dan kewajiban pemiliknya. Hukum agraria menegaskan bahwa tanah adalah objek
             yang diatur demi kemaslahatan semua orang. Secara relatif, hukum agraria mencanangkan

                                                          143
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156