Page 156 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 156

148    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


                  Aktivitas  pembangunan  pusat-pusat  perekonomian  berjalan  di  segenap  wilayah
             Indonesia  dengan  intensitas  dan  volume  yang beragam.    Kebutuhan  akan  tanah  menjadi
             suatu  keniscayaan  di  tengah  pembangunan.  Tanah-tanah  yang  tersedia  menjadi  sedikit.
             Tingginya  kebutuhan  tersebut  mengimplikasikan  kebutuhan  akan  lahan  atau  tanah  yang

             memicu kenaikan harga.  Secara spekulatif, harga tanah menjadi begitu tinggi, bahkan dapat
             melambung  tidak  masuk  akal.  Mekanisme  pasar  menjadi  sarana  untuk  pengadaan  dan
             penguasaan tanah.

                  Di  era  sekarang,  Negara  tidak  dapat  sewenang-wenang  mengambil  alih  tanah  secara
             sepihak. Era demokratis telah melahirkan penghormatan terhadap hak individu, termasuk
             hak milik atas tanah. Pengakuan Negara terhadap Hak atas tanah menyebabkan pemegang
             hak dapat menahan proses pengalihan tanahnya jika proses ganti ruginya tidak mencapai

             kesepakatan. Namun pemegang hak atas tanah juga tidak dapat menahan proses pelaksanaan
             pengadaan tanah semaunya, karena harga yang diinginkan belum disepakati. Jika harga yang
             ditawarkan  diterima  sebagian  besar  masyarakat  pemilik  tanah  yang  terkena  proyek
             pembangunan, maka harga tersebut dianggap memenuhi kepentingan masyarakat. Bagi yang

             tidak menyetujui harga yang telah diterima oleh sebagian besar pemegang hak atas tanah,
             Pemerintah akan menitipkan uang ganti rugi ke pengadilan.
                  Harga pasar dan mekanisme pasar telah menyebabkan terjadinya transaksi pengalihan

             tanah, termasuk dalam pengadaan tanah. Tetapi mekanisme pasar tidak selalu berjalan alami.
             Hukum  permintaan  dan  penawaran  menjadi  terdistorsi  apabila  ada  pihak-pihak  tertentu
             dengan sengaja menguasai tanah untuk berspekulasi. Penguasaan lahan tersebut membuat
             harga tanah menjadi tidak  terkendali. Pengadaan tanah untuk kepentingan komersial dan

             umum memiliki tantangan yang luar biasa.
                  Penguasaan tanah tidak boleh merugikan kepentingan rakyat. Dalam konteks hukum
             agraria  Indonesia,  penguasaan  tanah  tidak  boleh  mengabaikan  fungsi  sosial  dari  tanah.
             Untuk  menghindari  pengadaan  tanah  dan  penguasaan  tanah  secara  tidak  tepat  atau

             berlebihan    diberlakukan  ketentuan  mengenai  hal  itu.  Sejak  awal  Orde  Baru  Pemerintah
             Indonesia telah memberikan perhatian terhadap masalah pengadaan dan penguasaan tanah.


             1.  Penguasaan Tanah  di  Indonesia  yang Berkeadilan
                  Sejak era demokratis berjalan di Indonesia, pengaturan mengenai pertanahan cenderung
             mengarah  kepada  keseimbangan  antara  kepentingan  umum  dan  mekanisme  pasar.
             Mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang wajar untuk menentukan harga sesuatu.

             Mekanisme  pasar  untuk  pengadaan  tanah  harus  didasari  ketentuan  hukum.  Spekulasi
             terhadap penguasaan tanah dapat terjadi dan menyebabkan lonjakan harga tanah yang tidak
             masuk  akal.  Pihak-pihak  tertentu  dapat  menguasai  tanah  dengan  maksud  demikian.  Jika

             mekanisme  pasar  dibiarkan  berjalan  tanpa  dikendalikan,  maka  penentuan  harga  hanya
             didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran.
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161