Page 160 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 160

152    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


             perumahan mewah dan menengah, jalan tol. Hal itu mengimplikasikan perubahan perun-
             tukan lahan.

             3.  Penguasaan Tanah di Indonesia

                  Hak  penguasaan  tanah  merupakan  lembaga  hukum.  Penguasaan  tanah  belum  dihu-
             bungkan dengan tanah sebagai objek dan orang atau badan hukum tertentu sebagai peme-
                           17
             gang haknya.  Hak penguasaan tanah memuat hal-hal sebagai berikut memberi nama pada
             hak penguasaan, mengatur apa boleh dilakukan, wajib dilakukan dan dilarang untuk dilaku-
                                                     18
             kan  selama  jangka  waktu  penguasaan.  Penguasaan  tanah  tetap  berada  dalam  kerangka
             filosofi tanah memiliki fungsi sosial.
                  Penguasaan  tanah  meliputi  hubungan  antara  individu  (perseorangan),  badan  hukum

             ataupun masyarakat sebagai suatu kolektivitas atau masyarakat hukum dengan tanah yang
                                                                        19
             mengakibatkan  hak-hak  dan  kewajiban  terhadap  tanah.  Secara  hukum  penguasa  tanah
             berhak mempertahankan tanahnya dari segenap upaya pengambilalihan yang tidak dida-
             sarkan pada ketentuan hukum. Penguasa tanah berkewajiban untuk memanfaatkan tanahnya

             sesuai dengan peruntukannya.
                  Penguasaan tanah mengandung aspek yuridis dan fisik. Penguasaan yuridis penguasaan
             yang  dilandasi  oleh  hak,  yang  dilindungi  oleh  hukum  dan  pada  umumnya  memberi
                                                                                                 20
             kewenangan kepada pemegang hak untuk menguasai secara fisik tanah yang dihaki.   tetapi
             pemegang  hak  atas  tanah  dapat  memberikan  kewenangan  kepada  pihak  lain  untuk
             menggarap atau menggunakan atau memanfaatkan tanah tersebut yang hasilnya ditentukan
             sesuai dengan kesepakatan. Dalam konteks ini penguasaan yuridis dan fisik berbeda. Pola

             tersebut  dikatakan  bahwa  pihak  yang  diberi  kewenangan  menguasai  secara  fisik  tanah
             berdasarkan kuasa atau persetujuan dari pemegang hak atas tanah.
                  Jika hak penguasaan tanah kemudian dihubungkan dengan tanah tertentu sebagai objek
             dan orang atau badan hukum tertentu sebagai subjek atau pemegang haknya, maka hal itu

             merupakan  bentuk  hubungan  hukum.  Sebagai  hubungan  hukum  penguasaan  tanah
             menyangkut soal sebutan hak penguasaan tanah tertentu, pembebanannya dengan hak-hak
                                                                                    21
             lain, pemindahanannya kepada pihak lain, hapusnya, dan pembuktian.  Pemegang hak atas
             tanah dan penerima penguasaan tanah merujuk pada kesepakatan dalam penguasaan tanah.
                  Hubungan  tanah  dengan  pemiliknya  adalah  hubungan  yang  konkrit  dan  bersifat
             permanen sepanjang belum terjadi pengalihan. Hubungan tersebut diwarnai oleh nilai-nilai
             atau  norma-norma  yang  sudah  melembaga  dalam  masyarakat  (pranata-pranata  sosial).

             Bentuk penguasaan tanah dapat berlangsung secara terus menerus dan dapat pula bersifat


                17  Santoso, Hukum Agraria, Op.cit., hlm. 76.
                18  Santoso, Ibid.
                19  http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-penguasaan-tanah.html
                20  Santosa, Hukum Agraria, Op.cit., hlm. 75.
                21  Ibid., hlm. 76.
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165