Page 164 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 164

156    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


                  Lalu  bagaimana  hukum  memandang  realitas  ini?  Bagaimana  status  hukum  akta  jual
             belilnya? Keabsahan penguasaan Hak Milik atas tanah milik Warga Negara Indonesia oleh
             Warga Negara Asing yang dilakukan Akta Formal tidak menyalahi aturan, dalam arti sah
             secara hukum. Akan tetapi secara materil hal itu melanggar ketentuan Pasal 26 ayat 2 UUPA

             karena merupakan upaya tidak langsung memindahkan Hak Milik atas tanah dari Warga
             Negara  Indonesia  kepada  Warga  Negara  Asing.  Akibat  hukum  dari  akta  perjanjian
             penguasaan Hak Milik atas tanah Warga Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing yang

             dibuat oleh Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah batal demi hukum, karena syarat
                                                                                             33
             objektif tidak terpenuhi sebagaimana ditentukan dalam KUHPerdata Pasal 1320.

             C. Kendala  dalam  Merealisasikan  Reforma Agraria untuk Penguasaan Tanah  yang

                Berkeadilan di Indonesia
                  Tantangan  dalam  bangsa  yang  pluralistik  seperti  Indonesia  adalah  mewujudkan
             keadilan. Pengaturan masyarakat pluralistik modern itu tidak boleh didasarkan atas suatu
             anutan nilai hidup tertentu, melainkan harus dikendalikan oleh prinsip yang menjamin  dan

                                                       34
             mengekspresikan    kepentingan  bersama.  Tanah  adalah  aset  terpenting  bagi  masyarakat
             Indonesia. UUPA merupakan ketentuan hukum yang menjamin kepentingan seluruh rakyat
             Indonesia berkenaan dengan tanah.

                  UUPA menganut idealisme dalam hal penguasaan tanah. Pasal 10 menyebutkan bahwa
             setiap orang atau badan hukum yang mempunyai hak  atas tanah pertanian pada asasnya
             diwajibkan untuk mengusahakannya secara aktif. Perubahan kepemilikan tanah pertanian
             tradisional seperti Subak kepada korporasi atau badan hukum tidak mungkin melestarikan

             Subak tersebut. hal ini bertentangan dengan ketentuan UUPA Pasal 10 yang mewajibkan
             pihak yang menguasai tanah pertanian untuk mengusahakan sendiri tanah pertaniannya.
             Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari pengalihan tanah kepada sembarang pihak
             yang sangat mungkin mengubah peruntukan tanah atau membiarkan tanah tidak diman-

             faatkan secara aktif.
                  Reformasi agraria sepertinya menjadi suatu keniscayaan untuk dilakukan oleh negara
             manapun. Reformasi agraria menjadi isu hukum dan kegiatan yang harus dilakukan negara

             sejak  jaman  dahulu.    Tanah  merupakan  aset  terpenting  negara-negara  sebelum  revolusi
             industri. Tanah memiliki nilai yang berbeda-beda bergantung pada tingkat kesuburan. Tanah
             yang memiliki kesuburan memiliki nilai yang tinggi, karena biaya pengelolaan yang kecil.
                                             35
             Sehingga keuntungannya besar.

                33 Ni Made Irpiana Prahandari, “Penguasaan Hak Milik Atas Tanah Milik  Warga Negara Indonesia Oleh
             Warga Negara Asing Dengan Akta Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (Studi Kasus),” Tesis Magister,
             Program Magister Program Studi Kenotariatan Program Pascasarjana, Universitas Udayana Denpasa, 
2014,
             hlm. ix.
                34  Rasuanto, Op.cit., hlm. 20.
                35  David Ricardo menjelaskan hal itu dalam Teori Sewa Tanah yang dimuat dalam buku The Principles
             of Political  Economy and Taxation, London: Dover Publications, 2004.
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169