Page 168 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 168

160    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


                   a.  Kebijakan  penataan  dan  pengelolaan  tanah  yang  umum  disebut  dengan  reforma
                      agraria.  Reforma  agraria  berevolusi  sesuai  dengan  perkembangan.  Di  masa  awal
                      kemerdekaan, reformasi berkenaan dengan penataan kepemilikan tanah-tanah oleh
                      pihak  asing  dan  dialihkan  kepada  Negara  untuk  kemudian  dikuasai  negara  dan

                      diperuntukan  bagi  kepentingan  rakyat  Indonesia.  Pada  masa  Orde  Baru  reforma
                      agraria  berkenaan  dengan  redistribusi  tanah.  Pemerintah  membuat  program
                      transmigrasi.  Setiap  kepala  keluarga  mendapatkan  tanah  seluas  3  hektar  untuk

                      ditanami padi dan palawija. Pemerintah memberikan bantuan bibit dan pupuk. Di
                      saat  yang  bersamaan  Indonesia  menganut  investasi  terbuka  dan  mulai
                      melaksanakan  pembangunan  industri.    Terjadi  perubahan peruntukan lahan  dan
                      penguasaan  tanah  oleh  pihak-pihak  tertentu  yang  menanamkan  investasi  di

                      Indonesia.  Pembangunan  pesat  di  perkotaan  juga  telah  mengubah  peruntukan
                      tanah.  Hal  itu  berimplikasi  pada  ketersediaan  tanah.    Dalam  perspektif  negara
                      kesejahteraan,  pemanfaatan  tanah  untuk  memajukan  kehidupan  rakyat  atau
                      memakmurkan  rakyat.  Secara  politik,  Indonesia  termasuk  ke  dalam  negara  yang

                      memperjuangkan kemakmuran bagi seluruh rakyat. Untuk itu dibutuhkan kebijakan
                      untuk mewujudkan kemakmuran dengan melakukan pengelolaan agraria.
                      Kebijakan pemerintah terkait dengan penataan penguasaan tanah dan kepemilikan

                      tanah  telah  ada  sejak  Undang-Undang  No  5  Tahun  1960  Tentang  Pokok-Pokok
                      Agraria.  Pembatasan  luas  maksimum  penguasaan  tanah  telah  ditentukan
                      berdasarkan kepadatan jumlah penduduk di suatu wilayah. UUPA tegas menyatakan
                      bahwa  tanah  memiliki  fungsi  sosial.  Pemilik  tanah  tidak    diperkenankan  untuk

                      membiarkan  tanahnya  tidak  terurus  atau  ditelantarkan.  Pemilik  tanah  wajib
                      mengusahakan  sendiri  tanahnya.  Pemilik  tanah  juga  wajib  menjaga  kesuburan
                      tanah.
                      Secara substansial, kebijakan mengenai penguasaan tanah telah mencakup aspek

                      kegunaan,  luas,  peruntukan,  kewajiban  mengusahakan.  Ini  merupakan  substansi
                      yang seharusnya ada dalam kebijakan pengadaan dan penguasaan tanah. Reforma
                      agraria diatur  ke dalam sejumlah ketentuan pelaksana.  Dengan adanya ketentuan

                      yang berkenaan dengan Reforma Agraria, pemerintah memiliki dasar dan pedoman
                      untuk  melakukan  penataan  dan  pengelolaan  tanah.  Ini  merupakan  modal  untuk
                      melaksanakan Reforma Agraria sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar.
                   b. Kendala  untuk  melakukan  Reforma  Agraria  bersumber  dari  pemahaman  hukum

                      masyarakat dan budaya hukum aparat. Terdapat pemahaman bahwa hak atas tanah
                      dapat dipertahankan kepada siapapun, termasuk negara. Rakyat tidak memahami
                      bahwa tanah memiliki fungsi sosial yang jika dikehendaki oleh kepentingan umum

                      harus  dilepaskan  dengan  kompensasi.  Proses  pelepasan  dilakukan  melalui
                      musyawarah untuk menentukan batas tanah dan nilai ganti rugi. Untuk penguasaan
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173