Page 166 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 166

158    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


                  Reforma agraria  bertujuan untuk memperbaiki keadilan sosial ekonomi rakyat  dengan
                                                                                      37
             memperkuat  hak  milik  serta  memberikan    isi  fungsi  sosial  hak  milik.  Hak  milik  dalam
             perspektif  Pancasila  tidak  bersifat  absolut.  Pemegang  hak  milik  atas  tanah  tidak  dapat
             dipergunakan  semaunya  tanah  miliknya.  Pemilik  tanah  juga  tidak  diperkenankan  untuk
             menelantarkan tanah demi menunggu peningkatan harga.
                  Berbagai program land reform, antara lain berupa redistribusi tanah (yang berasal dari
             tanah,  tanah  jabatan  di  desa,  tanah  yang  tidak  sesuai  dengan  kebutuhan  riil  perusahaan
             bidang industri, perumahan, jasa/pariwisata, pengusahaan di bidang pertanian, perkebunan
             dan kehutanan, dan lain-lain), penyediaan lapangan kerja di sektor pertanian, teknologi, dan
             tersedianya peluang pasar untuk produkproduk pertanian.
                  Di samping rural land reformtersebut di atas, perlu diperhatikan juga urban landreform

             karena  kesenjangan  posisi  tawar  antara  mereka  yang  mempunyai  akses  modal  dan  akses
             politik di perkotaan, berhadapan dengan mereka yang tidak mempunyai akses tersebut, telah
             semakin membuat orang miskin kota (urbanpoor) semakin terpinggirkan dalam upaya mem-
                                                                      38
             peroleh sebidang tanah untuk menopang kehidupannya.
                  Pengadaan  tanah  menjadi  persoalan  sensitif.  Pendekatan  yang  dibutuhkan  untuk
             melakukan pengadaan tanah tidak hanya dari aspek hukum, tetapi juga ekonomi, bahkan
             politik. Pengadaan tanah dapat berujung pada penguasaan tanah secara berlebihan jika pihak
             yang membutuhkan tanah memiliki kekuatan modal, politik. Penguasaan tanah merupakan

             persoalan  apabila  ia  merupakan  aspek  spekulatif.kemudian  yang  dijadikan  dasar  dalam
             musyawarah penetapan ganti kerugian. Bagi yang tidak sepakat dengan bentuk/besaran ganti
             kerugian yang ditetapkan dalam musyawarah tersebut, mereka dapat mengajukan keberatan
             ke pengadilan negeri (PN) dan lanjut kasasi ke MA jika masih keberatan dengan putusan
             PN.Jangka waktu proses masing-masing upaya hukum juga telah diatur dan ditetapkan dalam
             UU PTUP sehingga meminimalisir berlarutnya proses penggantian kerugian. Bagi yang masih
             menolak pemberian ganti kerugian berdasarkan hasil musyawarah ataupun upaya hukum ke
                                                                     39
             PN atau MA, ganti kerugian dititipkan ke PN setempat.
                  Dinamika pembangunan yang terus terjadi mengimplikasikan perubahan peruntukan
             lahan, perubahan kepemilikan tanah. Pusat aktivitas ekonomi, politik dan sosial masyarakat

             berada  di  perkotaan.  Pembangunan  sarana  dan  pra  sarana  mengalami  beberapa  kendala
             antara lain:
                1.  Kendala Budaya Hukum
                      Reforma  Agraria  bergantung  pada  sistem  hukum  yang  mencakup  struktur,
                                             40
                   substansi, budaya hukum.  Penegakan hukum salah satunya bergantung pada budaya
                   hukum  dari  semua  komponen  sistem  hukum.  Reforma  agraria  menyangkut  budaya
                   hukum yang dianut oleh aparat, masyarakat pada umumnya.



                37  Santoso, Ibid., hlm. 211.
                38  Heryanti, Ibid.
                39  Chairul  Uma,  “Sistem  Baru  Pengadaan  Tanah  Dan  Tantangan  Program  Pembangunan  Presiden
             Baru,”http://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online.
                40  Lawrence M. Friedmann, Sistem Hukum: Persepktif Ilmu Sosial, Jakarta: Nusa Media, 2009, hlm. 15-
             19.
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171