Page 159 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 159

Tintin Surtini: Reforma Hukum Agraria Mengenai Penguasaan dan Kepemilikan ...     151


             tersebut tidak sepihak ditentukan oleh Penilai dan Pengguna Lahan, tetapi dilakukan melalui
             musyawarah  untuk  menyepakati  besaran  ganti  rugi  sebagaimana  diatur  dalam  UU  No.  2
             Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Pasal 37-39.
                  Untuk  memberikan  panduan  mengenai  pengadaan  tanah  berkenaan  dengan  kepen-

             tingan umum, Pemerintah Indonesia memberlakukan Peraturan Presiden Republik Indone-
             sia No. 30 Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012
             Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum. Ketentuan ini sangat

             penting, karena kepentingan  umum didefinisikan. Pengadaan tanah yang berkenaan dengan
             kepentingan umum mengacu kepada kepentingan ini. Selebihnya pengadaan tanah dilaku-
             kan dalam konteks kepentingan komersial. Dengan adanya ketentuan ini, pengambil kepu-
             tusan,  aparat  terkait,  masyarakat  umum  memiliki  rujukan  yang  jelas  berkenaan  dengan

             pengadaan  dan penguasaan tanah.

             2.  Pola Pembangunan di Indonesia
                  Sejak  Soeharto  berkuasa,  Indonesia  menggeser  orientasi  kehidupan  berbangsa  dan

             bernegaranya. Perubahan orientasi pembangunan ekonomi pertanian kemudian bergeser ke
             pembangunan  ekonomi  industri.  Pembangunan  kawasan  Industri  di  wilayah  tertentu
             mengimplikasikan perubahan peruntukan lahan. Lahan pertanian yang sebelumnya meng-

             hampar luas di wilayah tertentu menghilang dan berganti menjadi bangunan besar pabrik
             dengan  cerobong  asap  dan  mesin-mesin  yang  ditempatkan  di  dalam  bangunan  pabrik.
             Keberadaan pabrik tersebut mengubah pola kehidupan rakyat setempat. Pekerjaan bertani
             yang tadinya merupakan aktivitas utama rakyat berubah menjadi pekerja atau buruh pabrik.

             Keberadaan pabrik tersebut juga mengimplikasikan kebutuhan lainnya yang terkait seperti
             perumahan atau penginapan sewa di sekitar lokasi pabrik.
                  Dengan perkembangan tersebut, pihak-pihak yang memiliki modal besar dapat dengan
             mudah melakukan pengalihan hak atas tanah dan menguasai tanah-tanah rakyat bekas tanah

             pertanian. Rakyat yang tidak lagi memanfaatkan tanahnya untuk pertanian berada dalam
             situasi  sulit.  Menjual  tanahnya  kepada  pihak  tertentu  merupakan  pilihan  tindakan  yang
             paling mudah untuk dilakukan sekalipun risiko kehilangan tanah pertanian dan habisnya

             uang hasil penjualan karena tidak mampu mengelolanya menjadi modal produktif.
                  Orientasi pembangunan mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Pengadaan dan
             penguasaan tanah ditujukan untuk kepentingan tertentu. David Ricardo dan kaum fisiokrat
             memandang tanah sebagai faktor penting dalam aktivitas ekonomi. Di abad modern, tanah

             tidak hanya dinilai berdasarkan kesuburannya, tetapi juga dari lokasi dan kelangkaannya.
             Tanah di perkotaan, walaupun  tidak subur, akan bernilai tinggi, karena kelangkaannya. Per-
             kembangan kota telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah. Mendekati era

             millenium,  aktivitas  pembangunan  lebih  condong  ke  pembangunan  infrastruktur  untuk
             mendukung aktivitas ekonomi dan industri manufaktur. Pembangunan pabrik kendaraan,
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164