Page 200 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 200
termasuk hak dan kewajiban yang disetujui, dengan kesadaran penuh
dan secara sukarela (Kurniati & Fakhriah, 2017). Namun dilihat dari
segi kontribusi, peran pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) selaku
aparat pemerintah sangat diperlukan untuk membuka pemikiran
masyarakat dan memberikan pandangan yang lebih baik tentang
pentingya kondisi tanah yang clean and clear. Kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai pentingnya melakukan legalitas formal terkait
kepemilikan tanah seringkali menjadi penyebab munculnya sengketa
hak atas tanah. Akibatnya, ketika legalitas formal tidak dilakukan
dengan benar, tanah yang dimiliki dapat menimbulkan masalah
atau sengketa di kemudian hari (Rahman et al., 2021). Pasal 11 ayat
(3) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nomor
11 Tahun 2016 menyebutkan kewenangan BPN dalam menangani
objek sengketa, termasuk situasi dimana terdapat tumpang tindih
hak kepemilikan atas tanah. Pratiwi et al (2021) juga menjelaskan
bahwa penyelesaian sengketa oleh BPN, sebagaimana dijelaskan
dalam peraturan tersebut, bertujuan untuk memberikan kepastian
hukum dan keadilan terkait penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah pada objek sengketa. Sehingga, penyelesaian
sengketa tanah marga di Desa Bokonusan sangat diperlukan melalui
upaya mediasi secara kolaboratif.
TINGKAT KEBERHASILAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH
MARGA DI DESA BOKONUSAN MELALUI UPAYA MEDIASI SECARA
KOLABORATIF
Upaya mediasi secara kolaboratif merupakan mediasi yang
dilakukan dengan melalui partisipasi tokoh-tokoh masyarakat dalam
hal ini kepala marga dan keluarga yang bersangkutan, perangkat
desa bahkan kecamatan, aparat keamanan serta pihak dari Kantor
Pertanahan Kabupaten Kupang. Upaya mediasi secara kolaboratif
ini juga merupakan modifikasi upaya mediasi yang dilakukan di
desa. Perbedaannya hanyalah para pihak yang terlibat saja sedangkan
pelaksanaannya tetap di desa itu sendiri untuk mengurangi biaya dan
Optimalisasi Upaya Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Marga 185
Made Ega Suryantara