Page 78 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 78
digadang-gadang dapat menyejahterakan masyarakat (Pandamdari,
2019). Namun, kenyataannya belum sesuai harapan, karena masih
banyak target yang belum tercapai akibat keterbatasan sumber daya
yang ada.
Mengatasi ketidakefektifan program ARA terkhusus di pelosok
negeri ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian ATR/BPN melalui
Ditjen Penataan Agraria memerlukan inovasi teknologi yang dapat
menjadi katalis dalam memasarkan hasil UMKM petani lokal dan
membuka akses perdagangan (Afriliyeni et al., 2021). Kementerian
ATR/BPN dituntut untuk menciptakan inovasi yang dapat membantu
realisasi program ARA sesuai tujuan utamanya, yaitu menyejahterakan
masyarakat dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pelopor
ekonomi hijau (Regif et al., 2023). Oleh sebab itu, penulis mengusulkan
sebuah inovasi yang solutif dengan menciptakan E-FACO.
E-FACO atau Electronic Farmer Cooperation merupakan sebuah
koperasi digital berbasis mobile yang dirancang untuk memfasilitasi
petani lokal, baik on farm maupun off farm, dalam memasarkan hasil
pertanian dan memenuhi kebutuhannya. Aplikasi ini merupakan
langkah awal sinergitas teknologi dalam meningkatkan ekonomi
desa. Tujuan utama E-FACO adalah membantu petani lokal selaku
pelaku UMKM dalam menambah koneksi pasar dan membantu
biaya operasional sehingga dapat meningkatkan kinerja produksi.
Dengan adanya E-FACO, pemasaran hasil pertanian UMKM dapat
dioptimalkan, sehingga program ARA dapat lebih efektif dalam
menyejahterakan masyarakat. Selain itu, untuk mengoperasikan
koperasi digital ini dengan baik, juga akan dibentuk agen E-FACO yang
berasal dari pemuda lokal sebagai pengurus koperasi yang membantu
menjalankan E-FACO. Agen ini tidak hanya menyediakan layanan
penjualan komoditi pertanian secara online tetapi juga membantu
produsen meningkatkan produksinya.
E-FACO: Role Model Digitalisasi Koperasi Berbasis Access Reform 63
Muhammad Rizky Fadillah