Page 92 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 92

Reformasi Redistribusi Tanah:
                                     Mengatasi Masalah
              Meningkatnya Konversi Lahan dan
                                  Kesejahteraan Petani

                                         Tawang Gendewa Alam
                                     Universitas Jenderal Soedirman
                                    E-Mail: tawang3108@gmail.com




          PENDAHULUAN
          Indonesia sebagai negara yang lahir dari penjajahan Belanda mewarisi
          banyak hal dari masa penjajahan tersebut, warisan yang masih terlihat
          diterapkan hingga saat ini. Kebijakan kolonial terhadap agraria yang
          diterapkan di wilayah jajahannya memiliki peran yang sangat besar
          dalam membentuk ketidaksejahteraan masyarakat di seluruh dunia
          (Pamungkas,  2021).  Sebagai konsekuensi,  Indonesia juga mewarisi
          budaya  sistemik ketidaksejahteraan  dari  kebijakan  pemerintahan
          Hindia Belanda. Pada  tahun 1870  pemerintahan Hindia Belanda
          mengumumkan kebijakan  ekonomi  liberal  yang memberikan hak
          eksklusif kepada Belanda atas tanah dan memaksakan petani pribumi
          menanam  tanaman  komoditas  seperti  kopi  dan  teh  yang dimiliki
          mereka sebelumnya. Kebijakan ini mempunyai akibat besar kepada
          kepemilikan tanah petani, banyak petani kecil yang kehilangan tanah
          mereka dan  hak atas  tanah dibatasi  (Putri et al.,  2024).  Kebijakan
          tersebut lebih mementingkan hak tanah orang eropa dibandingkan
          orang  pribumi,  seringkali orang  pribumi  hilang  hak atas  tanah
          mereka dan dipaksa bekerja sebagai buruh di perkebunan milik orang
          Belanda atau non-pribumi lainnya.
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97