Page 97 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 97
kemerdekaan, pertanyaan seperti konversi lahan pertanian dan
kesejahteraan petani masih menjadi masalah utama yang mengancam
masa depan agrikultur Indonesia. Karena petani Indonesia mayoritas
adalah petani kecil yang memiliki lahan kurang dari 0.5 hektar,
kebanyakan tidak mampu mencapai tingkat kesejahteraan yang
layak. Redistribusi tanah yang adil dan efektif sangat diperlukan
untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengatasi tekanan
eksternal, internal, dan kebijakan yang mendorong konversi lahan
pertanian. Pembelajaran dari program Comprehensive Agrarian
Reform di Filipina menunjukkan bahwa redistribusi tanah yang fokus
pada pemberdayaan petani kecil dapat menjadi solusi efektif. Sebagai
rekomendasi, ada langkah-langkah yang perlu diambil meliputi
peningkatan kepemilikan tanah, pelatihan dan pemberdayaan, dan
regulasi yang mendukung.
REFERENSI
Ballesteros, M.M., Ancheta, J.A. and Ramos, T.P. (2018) ‘The
Comprehensive Agrarian Reform Program After 30 Years:
Accomplishments and Forward Options,’ Research Paper Series
[Preprint].
Mandang, M., Sondakh, M.F.L. and Laoh, O.E.H. (2020)
‘KARAKTERISTIK PETANI BERLAHAN SEMPIT DI DESA
TOLOK KECAMATAN TOMPASO,’ Agri-Sosioekonomi, 16(1), p.
105.
Mulyani, A.B.I.M. et al. (2016) Konversi Lahan Sawah Indonesia
sebagai Ancaman terhadap Ketahanan Pangan.
Noviyanti, E.C. and Sutrisno, I. (2021) ‘ANALISIS DAMPAK ALIH
FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN
PETANI DI KABUPATEN MIMIKA,’ ANALISIS DAMPAK ALIH
FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN
PETANI DI KABUPATEN MIMIKA, 5(1), pp. 1–14.
Pamungkas, S.C. (2021) ‘Transformasi UU Agraria Tahun 1870 Ke
UUPA 1960 Pada Masa Dekolonisasi Kepemilikan Tanah Pasca
Kemerdekaan di Indonesia,’ Al-Isnad, 2(2), pp. 43–59.
82 Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals