Page 100 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 100

Saat upaya pemerintah menjalankan Landreform memang
             diakui menimbulkan situasi yang memanas. KH. Idham Chalid
             dalam pandangannya mengemukakan memang terjadi kisruh antar
             kelompok di pedesaan, “gontok-gontokan” antarakelompok mengenai
             tanah terjadi, bahkan tanah wakaf ikut menjadi persoalan. Atas situasi
             itu, Idham menyarankan agar pemerintah mengadakan penyelidikan
             dan mengambil tindakan. “Negara dan revolusi lebih penting
             daripada membela dua tiga orang penghalang program revolusi”.
                                                                               78
             Pemicu persoalan di tingkat desa memang sudah tampak sejak awal
             dijalankan program Landreform, yakni menyangkut cara pandang
             salah satu kelompok terhadap sebuah aturan. Dalam pandangannya,
             DN. Aidit menyatakan bahwa “sebelum 1962 timbul banyak konflik

             tanah di pedesaan. Namun sesudah akhir tahun 1963 kaum tani tidak
             boleh dipersalahkan lagi. Sebab, menurut Peraturan Pemerintah di
             Jawa, Madura, Bali tahun 1963 Landreform sudah harus selesai. Jika
             belum, tuan tanah harus ditahan. Ketegasan adalah hal penting dalam
             menjalankan Landreform. Kaum tani tidak bisa salah, tuan tanah yang
             salah”.  Setidaknya, cara pandang ini memberi andil dalam persoalan
                    79
             konflik di desa-desa akibat dari rencana dijalankannya Landreform
             oleh pemerintah.
                   Sekalipun gagal dijalankan oleh Sukarno, sampai tahun-tahun
             pasca 1965, Landreform masih tetap menjadi persoalan menarik
             dibicarakan oleh pejabat-pejabat agraria, sekalipun pemerintahan
             berganti dan rezim berubah, ruang-ruang resmi negara masih
             mempidatokan Landreform dengan nyaring dan mempesona.
             Direktur Jenderal Agraria Daryono pada tahun 1982 dalam sambutan
             resmi menyampaikan, “Negara RI yang susunan perekonomiannya

             bercorak agraris, tanah akan memegang peranan utama dan pertama
             dalam rangka usaha meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
             rakyat. Sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan usaha


                   78 “Pendapat K. H. Idham Chalid, mengenai Pelaksanaan Landreform”, diucapkan di Muka
             Sidang I Dewan Pertimbangan Agung Rapat Hari ke-2 tanggal 19 Januari 1965, Arsip Nasional RI.
                   79 “Pandangan Saudara D.N. Aidit mengenai Pelaksanaan Landreform”, Diucapkan di
             Muka Sidang I Dewan Pertimbangan Agung rapat ke-2 tanggal 19 Januari 1965, Arsip Nasional RI.


                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  69
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105