Page 72 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 72

juga skema hak atas tanah bagi warga asing, sebagaimana dalam
             skema muncul dua subjek, warga negara dan bukan warga negara.
             Yang justru menarik adalah tidak dimunculkannya skema hak tanah
             secara komunal, padahal poin A merekomendasikan pengakuan hak
             ulayat namun demikian tidak muncul dalam skema secara detail.
             Hal ini juga yang akhirnya pada UUPA 1960 juga tak terwadahi, yang
             diakui hanya hak individu/perorangan dan badan hukum. Perdebatan
             tentang hak warga negara asing memang panjang, bahkan di Panitia
             Agraria Jakarta masih juga muncul wacana itu, akan tetapi akhirnya
             berhasil dikeluarkan dari draft UUPA.



             2.   Mimpi Kedua: Panitia Jakarta, 1951
                   Panitia Agraria Yogya selesai menjalankan tugasnya dengan
             mengeluarkan hasil dan rekomendasi yang cukup banyak sebagaimana
             dijelaskan di atas. Dengan modal itu kemudian presiden membentuk

             kepanitiaan baru, karena Panitia Yogya yang tidak terlalu lama bekerja
             dianggap belum sepenuhnya menyelesaikan hal-hal terkait hukum
             agraria yang diinginkan. Apalagi situasi politik nasional sangat tidak
             mendukung karena peristiwa pendudukan Belanda. Saat Panitia Yogya
             dibentuk kedudukan pemerintah republik ada di Yogyakarta, situasi
             pemeritahan dalam kondisi yang tidak stabil. Begitu situasi negara dalam
             kondisi stabil, tepatnya 19 Maret 1951, Presiden Republik Indonesia
             membubarkan Panitia Agraria Yogya dan membentuk Panitia Agraria
             Jakarta dengan penetapan Presiden No. 36 Tahun 1951. Kepanitiaan
             Agraria Jakarta ini diisi oleh ahli-ahli dari beberapa kementerian dan
             jawatan serta wakil dari organisasi tani. Panitia Agraria Jakarta kembali
             dipimpin oleh Sarimin Reksodihardjo sebagai ketua merangkap anggota
             yang merupakan Kepala Bagian Agraria Kementerian Dalam Negeri.
             Wakil Ketua (merangkap anggota) adalah Sadjarwo, Kepala Bagian

             Politik Umum dan Planning Kementerian Pertanian.
                   Panitia Agraria Jakarta terdiri atas: dua orang wakil Kementerian
             Dalam Negeri; dua orang wakil Kementerian Pertanian; dua orang
             wakil Kementerian Kehakiman; seorang wakil Kementerian Pekerjaan



                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  41
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77