Page 73 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 73

Umum; seorang wakil Jawatan Transmigrasi dari Kementerian Sosial;
            tiga orang wakil dari organisasi-organisasi tani. Atas usul Panitia,
            Menteri Dalam Negeri menyetujui jumlah anggota dapat ditambah
            menjadi 15 orang. Kemudian dengan Keputusan Presiden Indonesia
            tanggal 30 Oktober 1951 No. 212/1951.
                 Panitia Agraria yang baru berkeddukan di Jakarta dengan tugas
            yang tidak jauh beda dengan Panitia Agraria Yogya, yakni:

            1.   Merencanakan dasar-dasar baru hukum tanah, lalu merencanakan
                 undang-undang serta peraturan lainnya yang berhubungan
                 dengan tanah;

            2.   Merencanakan perubahan, pencabutan dan pembaharuan segala
                 peraturan tentang tanah yang masih berlaku;
            3.   Memberi pertimbangan atas rancangan undang-undang atau
                 peraturan lain mengenai urusan tanah yang disiapkan oleh
                 pemerintah;
            4.   Memberi masukan pada pemerintah tentang persoalan hukum

                 tanah. 38

                 Pada taun 1953, Sarimin Reksodihardjo lewat keputusan Presiden
            Republik Indonesia tanggal 10 Maret 1953 No. 52/1953 diangkat menjadi
            Gubernur Nusa Tenggara, maka kedudukannya digantikan oleh Singgih
            Praptodihardjo. Sebelum itu, sejak April 1952, sebenarnya Sarimin
            Reksodihardjo dalam kedudukannya sebagai ketua Panitia Agraria
            Jakarta telah diangkat sebagai Pemangku Jabatan Gubernur Sunda
            Kecil yang berkedudukan di Singaraja, dan oleh karena itu Sarimin
            Reksodihardjo sejak itu sudah tidak berkesempatan lagi menghadiri
            dan memimpin sidang-sidang panitia tersebut.  Persoalan lain,
                                                              39
            sekalipun situasi Indonesia jauh lebih kondusif dibanding pada periode
            pembentukan Panitia Agraria pertama, namun tak juga memberikan

            situasi yang mudah bagi para panitia untuk menghasilkan dasar-dasar


                 38 Ichtisar tentang Tugas, Susunan dan Hasil Pekerjaan Panitia Agraria “Djakarta”,
            Madjalah Agraria Tahun. 1 No. 3 Djuni 1958.
                 39 Lihat Keppres No. 52 Tahun 1953.


            42      Kelembagaan
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78