Page 78 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 78
politik tidak kondusif untuk menjalankan tugasnya. Dibawah sistem
parlementer, kabinet mengalami jatuh bangun dalam tempo singkat.
Gambar 4. Presiden Sukarno melantik Menteri Menteri Urusan Agraria I Gusti Gde
Rake (kanan) dan Menteri Perhubungan Dr. A.K. Gani (kiri), tanggal 19 November 1954.
Sumber: Koleksi Perpustakaan Nasional RI.
Kementerian Agraria belum sempat bekerja dan kabinet kembali
jatuh pada Agustus 1955. Di bawah Kabinet Burhanuddin Harahap,
Kementerian Agraria hadir di bawah komando Goenawan. Namun
sayang Kabinet ini hanya “seumur jagung” (12 Agustus 1955-26 Maret
1956). Lalu dilanjutkan Kabnet Ali Sastriamidjojo II dan menetapkan
Kementerian Agraria secara penuh di bawah pimpinan Mr. Suhardi.
43
Dugaan penulis, “jatuh bangunnya” kabinet beberapa kali dalam
periode tersebut membuat kelembagaan agraria tidak settle dan
pembentukan kementerian yang tidak memiliki portofolio menjadi
salah satu persoalan gagalnya sang menteri untuk bekerja. Faktanya,
43 Susan Finch, Op.Cit., hlm. 32-35. Agak sedikit berbeda dengan keterangan yang ada di
buku Yance Arizona, bahwa Menteri Agraria Goenawan dibawah Kabinet Ali Sastroamidjojo II,
sementara menurut Susan Finch dan Daniel S. Lev Menteri Urusan Agraria Goenawan (hlm.
33) ada di bawah Kabinet Burhanuddin Harahap. Lihat Yance Arizona, Konstitusionalisme
Agraria, Yogyakarta: STPN Press, 2014, hlm. 60.
Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria 47