Page 80 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 80

akan tercapai jika tidak diberikan langsung kepada orang-orang yang
             langsung mengurusi Kementerian Agraria. Harapannya, dengan
             terbentuknya kelembagaan Kementerian Agraria agar segera dibentuk
             tugas, wewenang, lapangan pekerjaan, susunan jawatan kantor-kantor
             agraria di daerah (provinsi dan kabupaten kota), susunan jawatan
             pendaftaran tanah, dan susunan organisasi di bawah lainnya yang
             berfungsi untuk menjalankan peran lembaga keagrariaan.   45
                   Jika dilihat secara cermat berbagai dokumen yang ada di Arsip
             Nasional, pembentukan Kementerian Agraria dan Panitia Urusan

             Agraria secara khusus dilakukan akibat tidak selesainya Panitia
             Agraria Jakarta merumuskan produk hukum agraria nasional.  Dalam
                                                                        46
             keputusan Rapat Dewan Menteri 17 November 1954, menyetujui
             secara langsung tentang gagasan pembentukan Kementerian Agraria
             agar segera mempersiapkan pembentukan perundang-undangan
             nasional terkait agraria dan menyempurnakan tentang kedudukan dan
             kepastian hak-hak tanah bagi rakyat.  Dalam konsideran Keppres No.
                                                 47
             55/1955 ditegaskan bahwa “Dewan Menteri menyetujui pembentukan
             suatu Kementerian Agraria yang lengkap dan sederajat dengan
             kementerian lain dan dipimpin oleh seorang menteri”.
                                                                  48
                   Artinya, semangat di balik lahirnya Kementerian Agraria atas
             kesadaran bersama seluruh Dewan Menteri tentunya juga Presiden
             Sukarno agar persoalan hukum agraria nasional segera dapat
             diselesaikan, sebab menyangkut hal tersebut ada banyak persoalan
             khususnya penataan dan pengelolaan juga tentang hak-hak atas
             tanah yang berkeadilan. Penegasan juga muncul dalam program kerja

             kabinet Ali Sostroamidjojo II yang menyatakan akan memperbaharui



                   45 Mr. R. Soedargo, Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Jilid I, Bandung: N.V. Eresco
             Dj. Eusaulum 1, 1962, hlm. 178-192.
                   46 Surat Perdana Menteri kepada Menteri Agraria, 21 November 1955. Sumber: Arsip
             Nasional RI.
                   47 Ibid., hlm. 178-179. Diketahui bahwa Panitia Agraria Jakarta tidak menghasilkan
             banyak hal baru dibanding Panitia Agraria Jogja, sehingga ada desakan untuk segera kembali
             membentuk Panitia Agraria dan keberadaan Kementerian Agraria menjadi sesuatu yang
             penting.
                   48 Ibid., hlm. 178.


                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  49
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85