Page 77 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 77

Gambar 3. Mr. Gondokusumo (PIR), Menteri Urusan Agraria pertama dalam
                 Kabinet Sukiman, 1951-1952. Sumber: Koleksi Perpustakaan Nasional RI.


                 Sedikit ada penjelasan lain tentang Kementerian Agraria, pada 24
            September 1951, Menteri Dalam Negeri berkirim surat kepada Perdana
            Menteri Sukiman yang intinya segera dibuka Kantor Urusan Agraria di
            daearah untuk menangani persoalan teknis. “Dengan sengaja aparat
            yang akan diadakan diberi kantor yang lebih sederhana susunannya
            dan tidak menghendaki tenaga banyak tetapi terpilih sehingga dengan

            biaya yang sedikit dapat diharapkan penyelenggaraan pekerjaan sebaik-
            baiknya, hal ini juga untuk menghindarkan kekhawatiran parlemen
            tentang beban keuangan yang akan bertambah berat. Kondisi di
            atas untuk menghindari kekhawatiran banyak pihak tentang beban
            keuangan negara namun di sisi lain membutuhkan pekerjaan teknis,
            maka kementerian ini tidak menyerupai kementerian, hanya suatu
            kantor saja”.  Tampaknya, keberadaan Gondokusumo memang tidak
                        42
            bisa mengerjakan persoalan agraria karena persoalan anggaran yang
            tidak tersedia untuk mengerjakan urusan agraria sehingga urusan
            tersebut masuk di dalam Kementerian Dalam Negeri, termasuk urusan
            tenaga kerjanya. Sementara untuk mengatur keberadaan jawatan-
            jawatan terkait agraria yang selama ini sudah ada misalnya Jawatan
            Pendaftaran Tanah tetap berada di bawah Departemen Kehakiman.

                 Pada awal 1952, Kabinet Sukiman jatuh dan Wilopo naik menjadi
            Perdana Menteri. Dalam Kabinet Wilopo, Kementerian Agraria tidak
            muncul dalam struktur kabinet baru. Wilopo merampingkan struktur
            kementerian dari 20 kementerian menjadi 18 kementerian. Baru pada
            tahun 1953, Kabinet Ali Sastriamodjojo I, 1 Agustus 1953-12 Agustus 1955
            Kementerian Urusan Agraria kembali dihadirkan. Akan tetapi kebinet
            ini tanpa portofolia, baru kemudian pada November 1954 setelah
            terjadi resuffle Kementerian Urusan Agraria muncul dengan menteri
            Hanafiah. Tidak berlangusng lama, Hanafiah kemudian diganti oleh
            I Gusti Gde Rake menjadi departemen penuh. Namun lagi-lagi situasi


                 42 Surat Menteri Dalam Negeri kepada Perdana Menteri, 24 September 1951 tentang
            Rencana PP Pembentukan Kantor Urusan Agraria. Sumber: Arsip Nasional RI.


            46      Kelembagaan
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82