Page 66 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 66
penting untuk dapat mengungkap keberadaan masyarakat adat.
Inilah yang saya namakan sebagai faktor ideologis, yang memuat;
cara memberlakukan, larangan-larangan atau pantangan, peng-
hormatan dan sebagainya terhadap keberadaan faktor wilayah
dan faktor keturunan–termasuk perlakuan terhadap harta
kekayaan bersama.
Keadaan Hari Ini, Kondisi Geografi dan Demografi
Hari rabu bulan Desember tanggal 30 tahun 2020, dari Kota
Pekanbaru dengan menggunakan mobil saya menuju Kenegerian
Senama Nenek, atau juga dikenal dengan daerah “Lindai”–merujuk
pada nama salah satu sungai di tempat itu. Melewati jalan Garuda
Sakti di Kota Pekanbaru menuju simpang tiga Petapahan, lalu ke
kanan ke arah simpang ‘obor’ Pasar Suram (Desa Suka Ramai).
Berdasarkan informasi Google Map yang saya gunakan, jarak
tempuh dari Pekanbaru ke Pasar Suram sekitar 70 kilo meter.
Dalam perjalanan dari Petapahan, selain rumah penduduk
di beberapa titik tertentu, juga sepanjang mata memandang
terdapat hamparan pohon kelapa sawit. Saya tidak tahu persis,
siapa pemilik pohon-pohon sawit itu. Selain sawit, juga ada pipa
minyak dan gas bumi. Kalau dilihat dari logo tempat yang menjadi
gathering station (stasiun pengumpulan hasil produksi), pipa
minyak di sepanjang jalan dari Petapahan menuju Pasar Suram
dioperatori PT. CPI.
Sekitar 2 jam perjalanan sampai ke simpang Pasar Suram,
kemudian belok ke kanan menuju Senama Nenek. Perjalanan dari
simpang Pasar Suram melewati jalan tanah bekas aspal yang telah
hancur, bergelombang dan berlobang. Pada hari saya berangkat
itu baru saja hujan. Hujan menyebabkan jalan yang ditempuh
selain bergelombang dan berlobang juga berlumpur.
Masyarakat Adat Senama Nenek 31