Page 62 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 62

Lebih jauh, menurut Ribot dan Peluso akses adalah tentang
           ‘jaringan kekuasaan  yang kompleks dan tumpang  tindih’ yang
           perlu dinegosiasikan untuk mendapatkan keuntungan dari suatu
           objek. Oleh karena itu, perbedaan antara akses dan kepemilikan
           terletak  pada perbedaan  antara  ‘kemampuan’  dan ‘hak.’ Ribot
           dan Peluso kemudian mengemukakan bahwa perbedaan antara
           keduanya  yakni  sebagai  berikut:  ‘Akses adalah  tentang  semua
           kemungkinan sarana di  mana seseorang dapat memperoleh
           keuntungan  dari hal-hal,  sedangkan  kepemilikan  umumnya
           menimbulkan semacam klaim atau hak yang diakui dan didukung
           secara sosial–baik pengakuan itu berdasarkan hukum, adat, atau
           konvensi.’ 46

               Teori akses yang diambil kajian ini membuka cara untuk lebih
           memahami ekonomi politik tanah. Dengan melihat mode kontrol
           alternatif dalam kasus hubungan kekuasaan yang tumpang tindih,
           teori  akses membantu  kita  menjelaskan  masalah  ‘siapa  yang
           dapat  (dan siapa  yang  tidak  dapat)  menggunakan  apa,  dengan
           cara apa, dan kapan (yaitu, dalam keadaan apa)’.
               Dengan menganalisis kemampuan aktor untuk memperoleh
           keuntungan dari  hal-hal  dalam  konteks struktur kekuasaan
           saingan,  kita dapat  menetapkan  bahwa  manfaat  tidak  hanya
           berdasarkan dan terbatas pada hak kepemilikan, tetapi juga hasil
           dari legitimasi budaya  dan kekuatan  politik-ekonomi lainnya.
           Konteksnya  dalam  kajian  ini, konsep akses membantu  kita
           memahami kontrol perusahaan atas tanah lewat reforma agraria
           yang bagi masyarakat adat merupakan tanah ulayatnya.




           46   Ibid., hlm. 156.



                                                             Pendahuluan  27
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67