Page 61 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 61
definisi yang telah saya sebut sebelumnya, keberadaan konsep
kepemilikan belumlah cukup. Diperlukan konsep lain untuk
menjelaskan bagaimana praktik reforma agraria itu berlangsung
di lapangan, dalam hal ini yang dibutuhkan adalah keberadaan
konsep akses.
Akses
Bertentangan dengan konsep properti atau kepemilikan, para
ahli yang mengajukan model akses kontrol tanah memandang
kontrol tanah sebagai institusi yang melampaui formalitas
kepemilikan hak. Hal ini terutama terjadi dalam masyarakat
di mana gagasan modern tentang kepemilikan tumpang tindih
dengan konsep tradisional tentang penguasaan tanah–seperti di
Indonesia. Bagi para pendukung teori akses tanah, konseptualisasi
akses menangkap kontrol de facto atas tanah lebih baik daripada
44
gagasan hukum tentang kepemilikan. Satu hal yang perlu saya
tekankan di sini ialah jangan disamakan dengan gagasan ‘akses’
terbuka yang bersifat liberal.
Dalam Theory of Access, Jesse Ribot dan Nancy Lee Peluso
melampaui masalah kepemilikan tanah, dan fokus pada kapasitas
dinamis dari aktor tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari
berbagai hal, termasuk objek material, orang, institusi, dan simbol–
baik mereka memiliki SHM atau tidak. Teori akses melampaui
hubungan hukum kepemilikan dan menarik perhatian pada
hubungan sosial dan politik yang lebih luas yang menghalangi
atau memfasilitasi orang dalam mendapatkan keuntungan dari
sumber daya agraria. 45
44 Benito Arruñada, “Evolving practice in land demarcation,” Economics Working Papers,
No. 1611, 2018, pp. 4-12.
45 Jesse Ribot dan Nancy Lee Peluso, “A theory of access,” Rural Sociology, Vol. 68, No. 2,
2003, p. 154.
26 Reforma Agraria Tanah Ulayat