Page 56 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 56

itu  membentuk  kehidupan kita,  dan membentuk  gagasan  kita
                                    33
           tentang  diri  kita  sendiri.  Pandangan Levine ini tampak  tidak
           berbeda dengan pemikir ekonomi  politik  klasik. Salah  satu
           pelopor ekonomi politik klasik, Adam Smith, memandang bahwa
           terjadi  perubahan pada hubungan antara kehidupan politik
           dengan kegiatan-kegiatan  non-politik  yang diistilahkan sebagai
           pemenuhan terhadap kebutuhan pribadi.

               Institusi-institusi  sosial yang  penting  dan vital dalam
           masyarakat menurut Smith tidaklah  berkembang  semata-
           mata  karena direncanakan oleh keputusan-keputusan  politik,
           melainkan masyarakat  berkembang  sesuai dengan kebutuhan
           berkelompok/bermasyarakat       sendiri.   Smith   lebih   jauh
           memandang kebangkitan  masyarakat  sebagai dampak  perilaku
           pencarian laba dan bukan sebagai akibat dari perencanaan yang
           dibuat oleh proses politik. Bahkan, dalam pandangan demikian
                                                                         34
           proses perubahan sejarah diyakini disebabkan oleh kapitalisme.
           Logika dasar dari pendekatan ekonomi politik klasik ialah bahwa
           pasar memiliki kemampuan untuk  mengelola  dirinya sendiri,
           sehingga dalam perekonomian dapat diterapkan konsep laissez-
           faire. 35

               Setelah generasi ekonomi  politik  klasik,  muncul  konseptor
           ekonomi politik lainnya yakni Karl Marx. Ia mengelaborasi lebih
           jauh teori ekonomi politik yang telah dimulai oleh teoritis ekonomi
           politik klasik lewat pendekatan kelas dan kekuasaan yang lebih



           33   David P Levine, Wealth and Freedom: An Introduction to Political Economy, Cambridge
              University Press, Cambridge, 1995, p. 1.
           34   James A Caporaso dan David P Levine, Theories of Political Economy, Cambridge University
              Press, New York, 2005, p. 34.
           35   Ibid., hlm. 3.


                                                             Pendahuluan  21
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61