Page 52 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 52

Adat: Redistribusi Tanah di Desa Senama Nenek, Kecamatan

           Tapung  Hulu,  Kabupaten  Kampar” yang  dilakukan  Dwijananti
           menjelaskan secara sosio-legal perjalanan perkembangan konflik
           hingga diberlakukannya reforma  agraria di  atas tanah  ulayat
           Masyarakat Adat Senama Nenek.

               Saya melihat kajian Dwijananti  dapat  disebut sebagai
           perspektif orang Badan Pertanahan Nasional (BPN), mengingat
           yang  bersangkutan  merupakan mahasiswa tingkat akhir dari
           Sekolah  Tinggi Pertanahan  Nasional  ketika  tulisan  Reforma
           Agraria untuk Masyarakat Adat: Redistribusi Tanah di Desa Senama

           Nenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar dibuat–yang
           merupakan riset tugas akhirnya.

               Sebagai ‘orang dalam’ maka riset yang disajikan Dwijananti
           cenderung pada deskripsi singkat perjalanan konflik hingga proses
           pelaksanaan  reforma agraria. Selain  itu,  yang  paling  dominan
           muncul dari tulisannya–atau setidaknya yang ditonjolkan–adalah
           betapa ‘hebatnya’ pelaksanaan reforma agraria di Senama Nenek
           dan  keraguannya  akan  eksistensi masyarakat  adat  di Senama
           Nenek. Namun,  harus diakui  bahwa  dia berhasil  melakukan
           tugasnya dengan baik,  sehingga banyak  data-data  penting dari
           Dwijananti yang saya gunakan sebagai pijakan dalam penulisan
           buku ini.

               Dari kajian-kajian terdahulu yang telah dipaparkan di atas,
           maka dapat  dilihat bahwa masih minim keberadaan  riset-riset
           dengan tema kajian seputar praktik reforma agraria oleh negara
           terhadap tanah ulayat masyarakat adat. Sementara, kajian-kajian
           yang pernah dilakukan terhadap kasus konflik perebutan lahan
           antara Masyarakat  Adat Senama  Nenek dengan PTPN  V masih
           dominan membahas seputar “konflik” dan sisi “normatif”.



                                                             Pendahuluan  17
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57