Page 71 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 71

Saat upaya pemerintah menjalankan Landreform memang
            diakui menimbulkan situasi yang memanas. KH. Idham Chalid
            dalam pandangannya mengemukakan memang terjadi kisruh antar
            kelompok di pedesaan, “gontok-gontokan” antarakelompok mengenai
            tanah terjadi, bahkan tanah wakaf ikut menjadi persoalan. Atas situasi
            itu, Idham menyarankan agar pemerintah mengadakan penyelidikan
            dan mengambil tindakan. “Negara dan revolusi lebih penting
            daripada membela dua tiga orang penghalang program revolusi”.
                                                                              78
            Pemicu persoalan di tingkat desa memang sudah tampak sejak awal
            dijalankan program Landreform, yakni menyangkut cara pandang
            salah satu kelompok terhadap sebuah aturan. Dalam pandangannya,
            DN. Aidit menyatakan bahwa “sebelum 1962 timbul banyak konflik

            tanah di pedesaan. Namun sesudah akhir tahun 1963 kaum tani tidak
            boleh dipersalahkan lagi. Sebab, menurut Peraturan Pemerintah di
            Jawa, Madura, Bali tahun 1963 Landreform sudah harus selesai. Jika
            belum, tuan tanah harus ditahan. Ketegasan adalah hal penting dalam
            menjalankan Landreform. Kaum tani tidak bisa salah, tuan tanah yang
            salah”.  Setidaknya, cara pandang ini memberi andil dalam persoalan
                  79
            konflik di desa-desa akibat dari rencana dijalankannya Landreform
            oleh pemerintah.
                 Sekalipun gagal dijalankan oleh Sukarno, sampai tahun-tahun
            pasca 1965, Landreform masih tetap menjadi persoalan menarik
            dibicarakan oleh pejabat-pejabat agraria, sekalipun pemerintahan
            berganti dan rezim berubah, ruang-ruang resmi negara masih
            mempidatokan Landreform dengan nyaring dan mempesona.
            Direktur Jenderal Agraria Daryono pada tahun 1982 dalam sambutan
            resmi menyampaikan, “Negara RI yang susunan perekonomiannya

            bercorak agraris, tanah akan memegang peranan utama dan pertama
            dalam rangka usaha meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
            rakyat. Sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan usaha


                 78 “Pendapat K. H. Idham Chalid, mengenai Pelaksanaan Landreform”, diucapkan di Muka
            Sidang I Dewan Pertimbangan Agung Rapat Hari ke-2 tanggal 19 Januari 1965, Arsip Nasional RI.
                 79 “Pandangan Saudara D.N. Aidit mengenai Pelaksanaan Landreform”, Diucapkan di
            Muka Sidang I Dewan Pertimbangan Agung rapat ke-2 tanggal 19 Januari 1965, Arsip Nasional RI.


            60      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76