Page 221 - Berangkat Dari Agraria
P. 221
198 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
sebagai prasyaratnya –misalnya merevisi Perpres 88/2017 PPTKH.
Penerimanya gabungan subyek baru (yang kehilangan kerja) dan
subyek lama (warga desa yang berhak sebelumnya).
Orientasi penggunaan tanah-tanah ini untuk pengembangan
tanaman pangan: padi, jagung, kedelai, palawija dan lain-
lain. Dikembangkan buah-buahan dan tanaman keras. Penting
pendampingan dari organisasi masyarakat sipil dan swasta yang
pro-rakyat. Misalnya, Bina Swadaya yang piawai mengembangkan
komoditi dan teknis pertanian sehingga bertani jadi profesi
bergengsi bukan takdir miskin berdaki. Ini sejalan misinya:
“Membangkitkan dan meningkatkan keberdayaan masyarakat
miskin dan terpinggirkan dalam aspek sosial ekonomi melalui
fasilitasi: peningkatan kapasitas, pengembangan kelembagaan
masyarakat dan mendapatkan akses terhadap sumber daya”. Arah
pendampingannya memperkuat kemandirikan petani.
Penataan aset desa dalam reforma agraria mesti jadi gerakan
nasional mengatasi dampak sosial ekonomi Covid-19 hingga
mengerek kiprah desa dalam pembangunan nasional yang
berkeadilan. Kurangi kemiskinan dan pengangguran serta pertinggi
produktivitas pertanian rakyat di desa jadi adonan pembentuk
kedaulatan pangan bangsa. *
6.2. Memajukan Transmigrasi untuk Kemajuan Indonesia 61
Dulu, transmigrasi dikenal sebagai program marjinal alias
pinggiran. Fokus perhatian dari pelaksanaan transmigrasi terutama
di arahkan semata-mata guna memindahkan penduduk yang kurang
beruntung di daerah padat penduduk ke daerah yang penduduknya
masih jarang. Sejumlah pengamat menyebut, dulu transmigrasi
sebagai program memindahkan kemiskinan dari Jawa ke luar Jawa.
Kini, program yang semula berlatar belakang problem kependudukan
itu secara konsepsi maupun praktik mengalami perkembangan.
Kini transmigrasi dituntut untuk bertransformasi. Presiden
Jokowi, tahun 2014 telah menempatkan urusan transmigrasi sebagai
61 Sekretaris Kabinet, 2 Juli 2020.