Page 231 - Berangkat Dari Agraria
P. 231
208 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
warga di Desa Wadas. Komnas HAM menyelidiki lebih lanjut situasi
dan kondisi di lapangan. Gubernur Jawa Tengah turun langsung dan
bicara dengan warga di Desa Wadas.
Sementara suasana jadi jauh lebih tenang. Ketegangan fisik bisa
diredam dengan baik secara relatif lebih cepat sehingga ekskalasi
persoalan bisa difokuskan pada pencarian solusi bersama bagi
pembangunan kepentingan umum dan perlindungan hak-hak
warga.
Berbagai respons
Banyak pihak sudah menunjukkan sikapnya atas meruyaknya
konflik agraria di Dewa Wadas ini. Kalau disimak, diperoleh peta
respons.
Pertama, umumnya pejabat kementerian dan lembaga
pemerintah menyatakan penyesalan telah terjadinya konflik
agraria dalam pembangunan Bendungan Bener ini. Pemerintah
menyesalkan telah terjadi penangkapan dan penahanan warga yang
dipicu oleh penolakan sebagian warga atas proyek penambangan
andesit di Desa Wadas.
Kedua, pihak pemerintah umumnya mengajak dialog bagi
warga yang masih menolak penambangan andesit untuk kebutuhan
konstruksi Bendungan Bener. Walaupun pemerintah mengatakan
sudah melakukan proses konsultasi publik, musyawarah dan
dialog sebelumnya sesuai UU No 2/2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, tapi hal ini tidak
membuat pemerintah menutup pintu dialog bagi seluruh warga
yang akan terkena dampak pembangunan Bendungan Bener ini.
Ketiga, pernyataan simpatik Gubernur Jawa Tengah yang
meminta maaf kepada warga atas ketidaknyamanan dalam
pembangunan ini menjadi indikasi penghargaan terhadap perbedaan
pendapat dalam proses pengadaan tanah bagi pembangunan
kepentingan umum yang tengah gencar dilakukan pemerintah.
Dengan dikembangkannya dialog maka perbedaan bisa diurai dan
dicari titik temu yang disepahami dan disepakati bersama.