Page 328 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 328
Masalah Agraria di Indonesia
dengan perhitungan untung dengan penanaman tebu itu di
atas sawahnya.
Keuntungan yang besar dari penyewaan tanah dan pengu-
sahaan gula dulu hanya menjadi haknya kaum modal saja,
sekarang tani mengetahui perhitungan-perhitungan yang
selama itu tertutup sama sekali.
Dalam lampiran-lampiran No. XVIII dan XIX di belakang
kita dapat melihat bagaimana panitia setempat memperhi-
tungkan besarnya uang sewa tanah, dan dibandingkan
dengan perhitungan pabrik dan pihak tani (organisasi-orga-
nisasi tani). Begitu juga pernyataan-pernyataan, baik beru-
pa mosi, resolusi dari organisasi tani sebagai ternyata dalam
lampiran No. XX dan XXI di belakang ini menggambarkan
mulai timbulnya kesadaran rakyat tani dan tambah penger-
tiannya mengenai harga hasil tanahnya.
8. Dengan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 1952
termuat dalam Tambahan Lembaran Negara Nr 318 tanggal
6 Mei 1852, ditetapkan besarnya uang sewa tanah buat ta-
naman tembakau, rosela/corchorus yang menentukan juga
waktu-waktu penyewaan tanah (lihat lampiran No. XXIII).
9. Berhubung dengan keadaan hubungan kerja antara pihak
pemaro tanah dan pemilik tanah yang sangat jelek di bebe-
rapa tempat di Sunda Kecil yang memberikan bagian hasil
yang sangat sedikit kepada pihak yang mengerjakan tanah
(ada yang hanya menerima 1/5 dari hasil, di Jawa umumnya
menerima separo), maka dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri No 3, 1952 tanggal 9 Juli 1952 termuat dalam Tam-
bahan Lembaran Negara Nr. 319 tahun 1952, ditetapkan
peraturan tentang mengusahakan tanah pertanian dengan
cara bagi hasil di daerah propinsi Sunda Kecil, yang menen-
307