Page 403 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 403
Mochammad Tauchid
dengan sebaliknya sebagian tanah pertanian yang ada sekarang
ditukar dijadikan hutan dari tanah-tanah tersebut. No. 4 yaitu
tanah-tanah yang sekarang masih kosong sebagai tanah G.G.
yang terdapat di beberapa daerah di Jawa seperti daerah Ban-
ten, Besuki, dan daerah lainnya.
Dengan pengertian dan pokok pendirian di muka bahwa
dalam dasarnya nanti semua tanah menjadi tanah pertanian
bagi rakyat, maka dari tanah-tanah yang sekarang belum diker-
jakan dapat dijadikan tanah pertanian. Menurut statistik 1950
luas tanah yang diberikan dengan hak-hak eigendom, erfpacht,
persewaan, konsesi, dan lain-lain seluruh Indonesia ada
1.654.957 ha. Dari tanah yang seluas itu hanya 743.818 ha
saja yang ditanami, lainnya tidak dipergunakan, sebagian beru-
pa tanah cadangan. Pada tahun 1938 dari 2.485.104 ha yang
diberikan kepada kaum modal hanya 1.170.891 ha yang dita-
nami (kurang dari 50%).
Buat di Jawa angka-angka itu sebagai berikut:
Tahun 1950 tanah yang menjadi ‘kepunyaan’ kaum modal
ada 567.245 ha, yang ditanami 346.909 ha.
Tahun 1938 luasnya 1.070.202 ha yang ditanami
597.865 ha (lihat lampiran XIII a, XIII b, XIII c).
Perlu dicatat bahwa luas tanah erfpacht atau onderneming
di Jawa Barat yang belum dikerjakan itu termasuk tanah-tanah
partikelir yang tidak ditanami tanaman bahan ekspor, tetapi
ditanami tanaman lainnya yang berarti sudah menjadi tanah
pertanian rakyat. Di antara tanah erfpacht yang sudah
ditanami itu terdapat banyak yang ditanami tanaman
pertanian rakyat tidak sesuai dengan pertaniannya. Tanah
yang semacam ini yang diusahakan dengan melanggar
undang-undang erfpacht dapat diambil untuk diberikan
382