Page 489 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 489
Masalah Agraria
perempuan janda cerai, dan janda kematian laki lain
daripada yang tersebut pada f, yaitu jika mereka itu miskin
(papa)
2 . dan di kabupaten Betawi, Meester-Cornelis dan Bogor, segala
orang yang miskin (papa)
h. penduduk tanah yang telah diserahkan pada perusahaan
tanah atau perusahaan kerajinan dengan hak barang, kalau
penduduk itu menjadi pegawai tetap pada perusahaan itu;
i. penduduk desa perdikan, yang telah disebut dalam register
yang ditetapkan oleh gubernur jenderal (kecuali di kabupaten
Betawi, Meester-Cornelis dan Bogor).
Lain dari pada itu, di karesidenan Cirebon:
j. penduduk keraton dalam ibu kota Cirebon dan penduduk desa
Sunyaragi dan Argasunya yang masih turut jadi tanah krap-
yak Sultan Tituler di Cirebon, begitu juga dibebaskan sekalian
turunan raja Cirebon dahulu kala, yang bergelar “Raden” ke
atas.
Di karesidenan Banten :
k. orang Badui masuk golongan orang kajeruan.
di karesidenan Madura :
l. (Stbl. 1915 No. 21, pasal 1 & 2 jo. Stbl. 1924 No. 72) orang
barisan yang berpangkat opsir atau di bawahnya dan yang
telah dilepas dengan mendapat pensiun, gasi atau onderstand,
atau yang dilepas sebelum mereka mendapat pensiun, gasi
atau onderstand karena barisan itu disusutkan, yaitu hanya-
lah sampai pada waktu mereka boleh dikerjakan pula pada
barisan lain dari pada itu opsir dan yang di bawah pangkat
opsir itu yang sudah mendapat bintang tanjung, bintang tan-
da keberanian dan kesetiaan (moed en trouw), bintang tanda
lama dalam dinas, atau yang mendapat kronce.
m.Di kabupaten Betawi, Meester-Cornelis dan Bogor; orang yang
berjabatan negeri tetapi yang bekerja pada orang lain buat
selama tempo tersebut pada perjanjian bekerja atau selama ia
bekerja padanya (Stbl. 1920 No. 658). Aturan pada ayat tadi
tidak akan mengubah hak yang telah didapat dan disahkan
oleh peraturan rodi, yang dicabut dengan ordonansi ini.
Menurut ordonansi tanggal 15 Maret 1923 yang dimuat dalam
468