Page 486 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 486
Lampiran
II. sekalian orang yang mempunyai rumah dan yang diam di
situ yang tidak memburuh kepada orang lain; dan di ibu
kota afdeeling: Pati, Kudus dan Jepara dan di ibu kota Juana,
lain dari golongan yang tersebut mula-mula
III.sekalian orang yang mempunyai rumah sekalian kepala
rumah tangga satu-satunya yang tidak memburuh kepada
orang lain
f. Di karesidenan Banten :
Sekalian kepala rumah tangga satu-satunya yang laki-laki
dan kuat bekerja.
Yang disebut mempunyai tanah peladangan menurut maksud
pada 1 & 1 ordonansi dalam Staatsblad yaitu orang yang bersawah
yasan atau yang berhak barang salah satu atas tanah itu, atau
yang mempergunakan sawah krajan atau tegalan krajan.
Yang tersebut itu berlaku juga tentang empang, pekarangan atau
kebun. Di karesidenan Pekalongan maka hutan nipah atau
rembulung dan kebun kopi monosuko, asal saja kopi itu bukan
untuk pengganti tanaman paksaan, disebut kebun juga. Di
kabupaten Krawang (karesidenan Betawi) maka hutan nipah
disebut kebun juga.
Stbl 1914 No 316
Menurut Stbl. 1914 No 316 maka yang wajib berodi di karesi-
denan Betawi, kecuali di afdeeling Krawang:
Segala orang laki-laki bangsa Bumiputera yang kuat bekerja;
yakni yang terutama diam atau yang sebenarnya diam di kare-
sidenan Betawi, kecuali afdeeling Krawang (sekarang kabupaten
Krawang), (lihat Stbl. 1920 No. 658).
Stbl. 1915 No 21
a. di karesidenan Pasuruan:
orang yang mempunyai tanah peladangan, empang, peka-
rangan, kebun atau rumah
b. di karesidenan Kediri dan Madiun
orang yang mempunyai tanah, peladangan, pekarangan atau
kebun;
c. di karesidenan Besuki
465