Page 579 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 579
Masalah Agraria
soal-soal mengenai tanah-tanah yang dahulu telah diambil
(dibeli) oleh pemerintah Jepang.
1 . Dalam prinsipnya tanah-tanah yang diserahkan dengan rasa
paksaan dan ketakutan itu dapat dikeluarkan (diberikan lagi)
atau dikembalikan kepada pemilik semula atau ahli warisnya
yang sah, dengan dibebani kewajiban mengembalikan uang
kerugian yang telah diterimanya kepada Negara, kembali
menurut “ sliding secale” termasuk dalam pasal 53 ayat 2
Ordonantie Herstel Recht verkeer (Stbl. 1949 No. 70)
2 . Jika pemilik semula atau ahli warisnya yang sah tidak meng-
hendaki pengembalian tanahnya, atau pun sudah nyata tak
ada lagi, maka apabila Pemerintah tidak memerlukannya un-
tuk kepentingan Negara (umum) tanah tersebut dikeluarkan
(diberikan kepada orang lain) (pihak ketiga) dengan mengikuti
keadaan sekarang.
3 . Kedudukan tanah.
a. Tanah asal kepunyaan penduduk Indonesia asli yang di-
ambil oleh Pemerintah Balatentara Dai Nippon dengan
pemberian kerugian dipandang sebagai telah dibatalkan
dari hak-hak Indonesia asli atas tanah tersebut, dan oleh
karenanya berpindah menjadi tanah negeri yang bebas
(dahulu nama tanah G.G, vrijstaats-domein).
b. Dalam hal mengembalikan tanah-tanah penduduk Indo-
nesia asli tidak dengan pemberian kerugian, maka tanah-
tanah itu tetap kepunyaan para pemilik semula.
c. Terhadap pengembalian tanah-tanah yang tercatat dengan
hak-hak barat (eigendom, erpacht, opstal) dapat dipastikan
bahwa acara pembalikan nama atau onteigening yang diha-
ruskan menurut peraturan yang bersangkutan itu tidak
dijalankan sehingga hak-hak atas tanah-tanah itu masih
tetap tertulis atas nama pemilik semula dan tanah-tanah
ini yuridis tidak kembali menjadi tanah negara.
d. Jika ada terjadi dalam cara balik nama tersebut telah juga
dipenuhi maka tanahnya harus dianggap kembali menjadi
tanah negara.
Terhadap tanah semacam ini, pengembalian hak itu tidak
diwujudkan sebagai hak Barat yang semula akan tetapi
558